Lihat ke Halaman Asli

Pensil-Penghapus

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya tidak akan berbicara tentang instruksi tes psikologi, dimana ada kata pensil dan penghapus dalam bagian instruksinya. :) Tapi, saya akan berbicara tentang kalimat ini ‘Tulislah mimpimu dengan pensil dan serahkan penghapusnya pada Allah’.

Pasti pernah dengar kan? :)

Setiap manusia pasti mempunyai impiannya masing-masing. Saya yakin impian yang terwujud selalu mengarah pada kecenderungan rasa bahagia seseorang. Ketika mimpi, harapan, dan doa itu di acc olehNya, maka senang rasanya. Puji dan Syukur mendera jiwa. Namun, bagaimana jika ternyata apa yang telah di ’tulis dengan pensil’ itu dihapus olehNya. Sedih? Ya. Dan  disitulah kita belajar untuk mencari hikmah apa yang tersembunyi dibalik garisNya. Karena percayalah Dia MahaMengetahui apa yang terbaik untuk kita.

Seperti halnya kita menggambar dengan sebuah pensil, ketika kita menghapus salah satu bagian gambar kita, maka ketika itu kita bertujuan untuk memperbaikinya. Untuk apa? Tentu untuk membuat gambar yang kita buat lebih bagus.

Begitu juga dengan garisNya. Untuk membuat kita lebih baik dengan menambahkan yang terbaik untuk kita. Karena Dia lah yang menggambar kita, yang karenanya Dia tahu apa yang terbaik untuk kita.

Yuk, cari hikmah disetiap langkah. Karena sungguh, jika kita tela’ah nikmatNya tak pernah bisa terdusta. :)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline