Lihat ke Halaman Asli

praktikum kesos18

Praktikum II Kelompok 18 Kesejahteraan Sosial Universitas Muhammadiyah Malang

Mahasiswa UMM Ikut Andil dalam Terapi Anak-anak Disabilitas

Diperbarui: 14 Mei 2022   21:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Selasa(29/3/2022), Mahasiswa UMM Kesejahteraan Sosial mengikuti kegiatan terapi anak-anak disabilitas bersama terapis dan juga kelompok paguyuban. Kegiatan berlangsung di Balai Desa Ngawonggo, Kecamatan Tajinan. Pada terapi ini ada beberapa jenis disabilitas yakni Tuna daksa, Tuna Ganda, Tuna Grahita, Cerebral Palsy (CP), dan juga Down Syndrome dengan usia rata-rata berkisar antara 2-12 Tahun.

Terapi yang dilakukan bertujuan untuk melatih sejauh mana kemampuan yang dimiliki oleh setiap masing-masing anak dan juga dapat membantu permasalahan yang ada pada setiap anak, karena setiap anak membutuhkan penanganan tersendiri. 

Seperti pada anak-anak Tuna Grahita, terapi ini membantu mereka untuk mengasah dan melatih perkembangan otak agar terus berkembang dan tidak tertinggal pelajaran yang seharusnya sudah ia dapatkan pada usianya. Dalam hal ini mereka mampu memahami dan mendengarkan dengan baik apa yang terapis ajarkan, mereka sudah dapat menguasai pelajaran dasar yang telah diajarkan seperi membaca dan berhitung. 

Pada Tuna Daksa sendiri, mereka sudah mampu melakukan aktivitas sehari-harinya dengan mandiri dan tidak bergantung pada orang lain dan juga memiliki rasa percaya diri yang tinggi serta tidak  minder akan kekurangan yang dimiliki. Mereka juga memiliki potensi yang luar biasa dan tidak kalah saing dengan anak lainnya. 

Untuk kasus CP, terapi ini berguna untuk meningkatkan kemampuan gerak dan kekuatan otot akibat dari cedera otak yang membuat mereka kesulitan dalam bergerak karena kekakuan pada otot-ototnya. Rata-rata mereka mengalami kesulitan dalam berbicara, berjalan, dan menggerakkan anggota tubuhnya. 

Maka dari itu perlunya terapi yang rutin agar hasilnya pun juga maksimal. Seperti pada salah satu anak yang diterapi pada saat itu, dimana sebelumnya anak itu kesulitan berjalan dan berbicara, dengan melakukan terapi secara rutin perlahan-lahan membuahkan hasil sehingga terlihat perubahan besar pada anak tersebut.

Sedangkan pada anak Down Syndrome, terapis terutama orang tua membutuhkan kesabaran yang sangat tinggi karena cukup sulit menangani anak Down Syndrome, disisi lain juga emosi mereka yang sering tidak stabil. Adapun terapi yang dapat dilakukan yakni terapi fisik yang menjadi terapi dasar bagi anak Down Syndrome. 

Hal ini dapat membantu untuk membangun keterampilan motorik dan juga meningkatkan kekuatan otot. Kemudian yaitu melakukan terapi berbicara, karena pada kasus ini umumnya mereka mengalami gangguan dalam berbicara, maka dari itu terapi ini juga sangat dibutuhkan untuk mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi dan juga membantu dalam pengucapan kata-kata yang sulit diucapkan. 

Terapi selanjutnya yaitu terapi emosional, Melalui terapi ini anak akan diajarkan dan diarahkan untuk dapat mengontrol emosi mereka. 

Selain itu para terapis juga memberikan sedikit penjelasan dan pengarahan kepada orang tua tentang bagaimana seharusnya melakukan terapi yang baik dan benar tanpa ada rasa ragu untuk melakukannya. Hal ini bertujuan agar dapat melakukan terapi secara mandiri dirumah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline