Lihat ke Halaman Asli

Cabutan Bertuah ala Malaysia

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Ini cerita saya ketika pertama kali diundang sebagai pembicara di sebuah seminar di Putrajaya, wilayah pemerintahan berlokasi setengah jam dari Kuala Lumpur, Malaysia.

Dua jam sudah saya presentasi, tiba-tiba Jamal, salah satu panitia acara membisikan saya untuk jeda. “OK,…silakan” kata saya dengan tenggorokan mulai kering.

Jamal menyambar mikrofon, dan mengumumkankan sesuatu sambil membawa sebuah toples berisi kertas-kertas bergulung di dalamnya. Ya…mirip-mirip ibu-ibu yang mau ngocok arisan lah.

“OK kita nak kacaukan ini kertas untuk cabutan bertuah!”…teriak Jamal dengan semangat seperti mau membangunkan 40 peserta seminar yang mulai loyo.

Saya tertawa dalam hati…rupanya kata  doorprize di-Malaysia-kan sebagai ‘cabutan bertuah”.  Para peserta tegang..bukan tertawa seperti saya. Artinya mereka sudah biasa dengan istilah itu. Tinggal saya saja sebagai orang dari negeri Jiran Indonesia yang menahan tawa.

Tapi, tidak hanya itu, dalam berbagai kesempatan datang ke Kerajaan Melayu itu, saya sempat tersesat dengan istilah-istilah baru nan bertuah di bawah ini, selain dari ‘pusing-pusing” dan “tandas”..

Cabutan bertuah: doorprize

Seronok: Asik

Butuh: Kemaluan pria (Hati-hati saat Anda mem-butuh-kan sesuatu di sana!)

Senarai: Daftar peserta

Berbaloi-baloi: Bermanfaat

Kontot: Memendekan/bantet (saya lebih tertawa lagi dengan isitilah ini :))

Urusetia: Panitia

Tayar: Ban

Kemalangan: Kecelakaan

Telekong: Mukena

Talipun bimbit: Handphone

Jimat: Hemat

Percuma: Gratis

Kakitangan:  Staf

Kasut: Sepatu

Kawalan jauh: Remote

Peti Sejuk: kulkas

Kereta kebal: Tank

Wayang: Film (Nggak asik banget sih terjemahannya)

Pintu Kecemasan: Pintu Darurat

Bomba: Pemadam kebakaran

Pariwisata: Pelancongan

Ok-lah, barangkali kita juga harus berbesar hati jika orang dari sana sedikit menertawai bahasa Indonesia. Tapi, untungnya, orang sana sudah terbiasa dengan istilah-istilah Indonesia berhubung ‘makanan’ sehari-hari mereka adalah sinetron dan musik Indonesia. Jadi, selamat untuk artis-artis Indonesia yang sudah cukup femes (terkenal) di Malaysia. Betul..betul..betul..?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline