“Ma, bersyukur banget aku, dosen di kampusku baik semua lho. Beda banget dengan yang aku lihat di Tik-Tok, curhatan orang tentang dosennya serem-serem, arogan…” celoteh Si Bungsu.
Emang dosenmu kenapa, habis kuliah tiba-tiba memuji gini?” aku mulai kepo.
“Tadi kita presentasi, waktunya lebih singkat sedikit dari biasa, karena Ibu dosennya ada rapat pembahasan yudisium. Eh, Ibunya minta maaf lho Ma, Ibu minta maaf bikin kita jadi terburu-buru…” jelasnya.
Di lain waktu, ia bercerita, ada dosen yang minta maaf karena terpaksa mengganti jadwal kuliah, juga ada dosen yang secara demokratis menawarkan mahasiswa memilih waktu pengumpulan tugas.
Di sisi lain, di masa orientasi para mahasiswa baru, diajarkan tata-cara berbicara kepada para dosen dan senior. Kalimat seperti “Selamat pagi Bu, saya ….., izin bertanya…, dst” merupakan format baku jika mereka mau bertanya, baik secara langsung ataupun via teks.
Diam-diam aku pun turut bersyukur anakku menempuh pendidikan di kampus yang menanamkan nilai humanis, bukan semata fokus pada nilai akademis.
Memangnya penting lembaga pendidikan yang peduli pada nilai humanis?
Banyak definisi tentang nilai humanis, namun secara sederhana dapat kita katakan nilai humanis adalah nilai yang mengajarkan kita untuk “memanusiakan manusia”. Memperlakukan manusia sebagaimana seharusnya.
Buat saya pribadi, sangatlah penting memilih lembaga pendidikan yang peduli pada nilai humanis untuk anak-anak, karena banyak sekali manfaatnya, antara lain:
1. Potensi anak akan berkembang maksimal
Saya teringat seorang penulis, guru dalam dunia pendidikan yang sangat saya kagumi, Bapak Munif Chatib, yang menulis banyak buku, di antaranya “Sekolahnya Manusia” dan “Gurunya Manusia”. Di dalamnya tertulis bahwa semua anak istimewa, semua anak memiliki potensinya masing-masing.
Yang dibutuhkan anak-anak tersebut adalah sekolah dan guru yang memperlakukan mereka sebagai manusia. Sehingga setiap anak dapat berkembang menggali potensi, mencapai kualitas maksimalnya masing-masing dan menemukan jati dirinya.