Menurut KBBI, kognisi adalah proses memperoleh pengetahuan. Bagaimana seorang anak memperoleh pengetahuan? Tentu melalui interaksi yang dilakukannya dengan sekitar, yang memberikannya sebuah pengalaman yang bermakna.
Lebih dari satu abad yang lalu, Jean Piaget pakar psikologi dari Swiss, yang juga seorang doktor dalam bidang biologi membuat dasar-dasar teori terkait kognisi yang didapatnya berdasarkan pengamatan terhadap ketiga orang anak-anaknya. Meskipun sudah mengalami perkembangan, teori Piaget disebut sebagai dasar penting dalam memahami perkembangan kognisi anak.
Apa yang dikatakan oleh Piaget?
"Semua anak sejak lahir mempunyai bawaan untuk berinteraksi dengan sekitar dan memahaminya."
Setiap bayi lahir dengan membawa gerak refleks sebagai perilaku bawaan. Menggenggam dan menghisap adalah refleks utama yang dimiliki oleh bayi. Bayi mencoba mengenali lingkungan dengan indranya, indra raba dan kecap mendorong bayi untuk menggenggam apapun yang bisa dipegang dan didekatkan ke bibirnya untuk dihisap dan dikecap.
Bahkan ketika yang terpegang olehnya adalah sesuatu yang tidak boleh dimakan, kertas misalnya, bayi tetap akan langsung memasukkannya ke dalam mulut untuk dieksplorasi.
Pada artikel ini, saya tidak akan menguraikan panjang lebar teori kognisi Piaget, cukuplah kita pegang dan pahami bahwa semua anak sejak lahir memiliki dorongan alami untuk memahami lingkungannya.
Sejatinya mencari tahu dan mencoba untuk paham adalah bawaan yang dimiliki seorang anak sejak bayi, dan dari sanalah seorang anak mendapatkan pengalaman yang bermakna, yang menjadi dasar dalam mereka membangun pengertian tentang realitas.
Apa yang perlu dilakukan ibu sehingga anak kaya pengalaman bermakna?
1. Berikan anak kesempatan bereksperimen sejak dini
Saat ibu menaruh bayi di kursi bayi, berikan berbagai benda yang bisa ia mainkan. Tutup gelas dari plastik tebal/silikon, bola, mangkuk plastik, kerincingan bayi, adalah sebagian contoh benda yang dapat diberikan kepada bayi.
Tentunya ukuran benda yang diberikan harus lebih besar dari kepalan tangan sehingga tidak ada resiko bayi tersedak/menelan benda tersebut dan juga tidak mengandung bahan berbahaya jika bayi menjilatnya.
Anak bayi akan melakukan banyak eksperimen dengan benda-benda tersebut, mulai dari menarik benda tersebut, mencicipinya, membanting bahkan menjatuhkannya ke lantai adalah kegiatan yang menambah pemahamannya terhadap lingkungan dan benda di sekitarnya.
Tidak usah jengkel kalau ia menjatuhkan mainannya berulang kali ke lantai dan berteriak-teriak meminta ibu untuk mengambilkan mainan tersebut, karena dia sesungguhnya sedang melakukan pengamatan, baik terhadap suara yang timbul ketika benda jatuh, maupun terhadap reaksi ibu terhadap teriakannya.