Lihat ke Halaman Asli

Prajna Dewi

TERVERIFIKASI

Seorang guru yang terus berjuang untuk menjadi pendidik

Benci Mamak Mertua

Diperbarui: 15 Mei 2022   10:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Stock.adobe.com

Pilih mana, dikunjungi mamak mertua atau bapak mertua? Yang belum punya mertua gak usah kepoh ikutan jawab.

Buat sebagian menantu perempuan,  berita kedatangan mamak mertua bikin resah. 

Auto ambil kemoceng memastikan tidak ada debu nangkring di sudut-sudut rumah. Auto mengosongkan keranjang cucian yang sudah menggunung. Auto merapikan mainan yang berserakan.

Lebih baik sekarang juga  menyingkirkan  yang mamak tidak suka daripada nanti tatapan mamak menohok hati lalu mamak mengomel panjang dan lebar.

Mungkin ada yang bertanya, perlu segitunya ??? Kan sudah kadung jadi menantu, mamak juga tidak bisa menolak lagi. Tidak mungkin  anaknya disuruh nikah lagi hanya gegara debu di sudut rumah, ataupun cucian menggunung? 

Ya ! Betull !! Perlu segitunya !!!

Karena takut dicoret dari daftar warisan? Tentu bukan, tapi karena alasan di bawah ini.

1. Mamak Sudah Berikan Kita Anak Terbaiknya, Yang Mamak Besarkan Dengan Susah Payah

Tidak terhitung malam mamak begadang ketika anak lelakinya masih bayi, di saat orang semua terlelap, mamak sibuk menyapih, menggantikan kain yang basah karena ompol, membelai dan menemaninya sepanjang malam.

Jangan ditanya repotnya mamak waktu dulu anaknya sakit perut. Mencari pertolongan medis tidak semudah sekarang, maka mamak mulai mengumpulkan ramuan dari kebun, meracik dan merebusnya. Dan jika tidak berhasil, mamak harus segera   mengantarnya ke mantri yang rumahnya nan jauh di ujung kampung.

Itu baru tentang sakit perut, belum lagi tentang biaya. Mamak harus pandai menyulap uang dapur agar cukup untuk makan semua orang, juga memastikan cukup  untuk biaya sekolah anak. Jangan pula ditanya perjuangan mamak ketika biaya tidak cukup.

2. Mamak Adalah  Perempuan, Maka Mamak Detail, Rapi, Pandai Memasak.

Coba tengok, berapa usia mamak? 60 tahun? 70 tahun. 80 tahun? Mamak sudah berpuluh  tahun hidup memegang standar baku tentang bersih dan rapi, kita yang harus menyesuaikan. Setidaknya saat mamak mau datang, buatlah sesuai dengan standar kerapian mamak agar hatinya senang.

Rapikan mainan yang berserakan, kosongkan bakul cucian, simpan pakaian yang belum disetrika ke lemari, atau gudang, atau dimanapun yang penting mamak tidak lihat.

Ketika mamak datang, tidak jarang ikut mengatur menu dapur, atau bahkan mengatur cara memasaknya. Jangan baper, manfaatkan kedatangan mamak untuk berguru resep makanan kesukaan anak lelakinya. Sangat mungkin anak lelaki mamak ini juga rindu masakan mamaknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline