Ide tulisan ini muncul sejak tadi malam, sebelum tidur, sepulang dari melakukan Strength Training bersama ASICS Running Club. Selepas Strength Training, aku dan teman seperjuangan (Fari) menyempatkan diri untuk berbincang di Food Court lantai paling atas Plaza Senayan. Sekitar satu jam kami bercerita ngalor ngidul tentang kehidupan.
Salah satu yang paling memicu obrolan serius sebagai sumber munculnya ide ini ialah, "tadi pagi aku akhirnya sudah melalui tes penempatan IELTS".
Fari pun ikut bergembira, karena ia mengetahui keinginan aku untuk kursus IELTS sejak beberapa bulan yang lalu. Bahkan sesungguhnya, sebelum aku mengenal Fari, keinginan untuk mengikuti kursus Bahasa Inggris sudah ada sejak SMA. Hanya saja memang aku selalu menunda keinginan tersebut untuk menjadi kenyataan dengan berbagai alasan.
Kebetulan, pada tanggal 9 Juni yang lalu, aku mendapatkan voucher gratis untuk mengikuti placement test dari Study Expo yang diadakan oleh SUN Education. Meskipun voucher tersebut berlaku hingga 9 Juli, aku sudah menunda cukup lama untuk mengambil test ini.
Maka, tepat hari rabu tanggal 19 Juni kemarin, aku memutuskan untuk tidak menunda-nunda lagi untuk melakukan tes. Akhirnya kuputuskan untuk menghubungi PIC-nya dan menjadwalkan tes keesokan harinya (20 Juni 2024).
Tes terdiri dari empat rangkaian. Dimulai dari listening selama 40 menit, reading 60 menit, writing 60 menit, dan terakhir speaking 15 menit.
Hal yang paling kusuka dari tes ini ternyata Writing. Padahal sebelum mengikuti tes, diriku paling takut dengan Writing mengingat banyak teman-teman yang mengatakan adalah Writing/menulis ialah bagian yang paling sulit dari IELTS. Sehingga banyak orang yang mendapatkan nilai terkecil di bagian Writing. Sisanya, jujur aku pasrah. Karena toh juga aku mengikuti tes penempatan ini untuk dapat mengikuti kursus ke depannya.
Untuk Reading/membaca, sesungguhnya tidak dapat disamakan dengan kegiatan membaca pada umumnya. Karena di tes ini, banyak pertanyaan yang menurutku disampaikan cukup sulit untuk dimengerti karena jawabannya tidak mudah ditemukan di bagian bacaan.
Alasannya, vocabulary-nya banyak yang diganti. Sehingga kita perlu memahami terlebih dahulu maksud dari satu kata pada pertanyaan dan berusaha untuk mencari padanan kata lainnya (sinonim) pada bacaan.