Lihat ke Halaman Asli

Prajna Delfina Dwayne

Lulus dari Fakultas Hukum Universitas Katolik Parahyangan tahun 2022. Saat ini bekerja sebagai Legal Manager and Government Relationship di Rekosistem, perusahaan pengelolaan sampah berbasis teknologi.

Pengalaman Bekerja di Startup Pengelolaan Sampah

Diperbarui: 10 Juni 2024   20:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi - Waste Station Blok M

Sebagai bagian dari Generasi Z yang lahir pada tahun 2000, saya menyadari bahwa 'Green Jobs' mulai naik daun. Hal ini terutama disebabkan karena krisis iklim ekstrem yang semakin dapat dirasakan oleh khalayak umum. 

Kenyataannya, generasi muda lah yang harus berjuang untuk mencari cara meminimalisasi dan mengatasinya karena tenaga kerja produktif di Indonesia saat ini hingga dua dekade ke depan didominasi oleh generasi milenial dan z.

Beruntung, saat ini saya sedang memasuki tahun kedua berkarir di Rekosistem, salah satu climate tech start up di Indonesia yang mengelola sampah. Spesialisasi Rekosistem ialah mengelola sampah yaitu melakukan pengangkutan sampah dari hulu, pemilahan, pendataan, hingga mendistribusikan sampah yang sudah dipilah ke pendaur ulang sehingga menekan jumlah sampah yang dibawa ke Tempat Pemrosesan Akhir.

Rekosistem dibangun oleh dua co-founder bernama Ernest dan Joshua yang berasal dari Teknik Industri Universitas Katolik Parahyangan angkatan 2011. Bisa dibilang, mereka merupakan generasi milenial yang memiliki visi "to make sustainability accessible for everyone" yang dicerminkan melalui Rekosistem. 

Saat ini Rekosistem sudah beroperasi dan dapat diakses oleh masyarakat setidaknya di 5 Kota besar, yaitu Jakarta, Tangerang, Tangerang Selatan, Bandung, dan Surabaya dan akan terus melebarkan sayapnya ke daerah lain.

Meskipun bisa dibilang baru memasuki dua tahun bekerja di Rekosistem, saya merasakan perkembangan yang sangat pesat dari perusahaan ini, yaitu ketika saya pertama kali masuk pada tanggal 15 September 2022 karyawan masih terhitung sebanyak 37 orang. 

Per hari ini, 9 Juni 2024 karyawan Rekosistem sudah berjumlah 99 orang yang tersebar di beberapa kota. Belum termasuk dengan mitra-mitra seperti operator Waste Station, pemilah, supir dan kenek truk, dan lain sebagainya yang dapat berjumlah ratusan.

Di tengah terpaan isu "tech winter", saya mengacungi dua jempol kepada perusahaan tempat saya bekerja yang dapat bertahan dan malah terus menerjang ketidakpastian di depannya. Bahkan terus berekspansi dan dapat menyerap tenaga kerja lebih, bukan sebaliknya.

Beberapa hal yang dapat saya bagikan melalui tulisan ini ialah, karyawan Rekosistem didominasi oleh Gen Z. Kurang lebih sekitar 60 - 75% dari total keseluruhan karyawan merupakan Gen Z, tidak segan untuk merekrut fresh graduate untuk dapat bergabung dan bahkan terlibat dalam misi-misi strategis perusahaan.

Saya juga merasakan banyaknya benefit baik dari segi materil maupun non materil yang diberikan oleh perusahaan, seperti gaji layak (bersaing dengan perusahaan lain dibidang yang serupa), BPJS dan asuransi kesehatan, tambahan cuti (ulang tahun), fleksibilitas waktu kerja (WFH 2x seminggu), training sesuai kebutuhan tim dan individu, dan lain sebagainya.

Hal ini membuktikan kombinasi kepemimpinan yang baik dan adanya kepekaan atas kesempatan untuk mengatasi masalah (krisis iklim > sampah yang menumpuk) bisa membuka lapangan pekerjaan baru.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline