Nama:Ahmad Praja Dharma
Nim:2401512310010
Prodi: Agroekoteknologi
Kimia pertanian adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip kimia dalam dunia pertanian untuk meningkatkan hasil pertanian, menjaga keseimbangan ekosistem, dan meningkatkan keberlanjutan sumber daya alam. Sebagai salah satu sektor yang mempengaruhi kehidupan manusia, pertanian membutuhkan teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas sambil mempertahankan kelestarian lingkungan. Kimia pertanian menjadi solusi untuk menghadapi tantangan tersebut dengan berbagai inovasi yang ramah lingkungan dan efisien.
Unsur hara adalah elemen penting yang diperlukan oleh tanaman untuk tumbuh dan berkembang. Dalam kimia pertanian, unsur hara dibagi menjadi dua kelompok: makro dan mikro. Unsur makro, seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K), diperlukan dalam jumlah besar oleh tanaman. Di sisi lain, unsur mikro seperti besi (Fe), seng (Zn), dan mangan (Mn) hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil, tetapi tetap sangat penting untuk pertumbuhan tanaman.
Ketersediaan unsur hara yang cukup dan seimbang di dalam tanah sangat berpengaruh terhadap hasil pertanian. Oleh karena itu, salah satu tugas kimia pertanian adalah mengidentifikasi kebutuhan unsur hara pada tanah dan tanaman untuk memberikan pupuk yang tepat. Pupuk anorganik dan organik digunakan untuk memperbaiki kekurangan unsur hara pada tanah. Selain itu, penggunaan pupuk juga harus dilakukan secara hati-hati untuk menghindari pencemaran lingkungan, terutama air tanah dan sungai akibat limpasan pupuk yang berlebihan.
Di masa lalu, penggunaan pupuk kimia sintetis sering dilakukan secara berlebihan tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan. Salah satu contoh dampak negatif dari penggunaan pupuk kimia adalah pencemaran tanah dan air, serta gangguan terhadap mikroorganisme tanah yang bermanfaat. Oleh karena itu, dalam kimia pertanian, saat ini mulai dikembangkan pupuk ramah lingkungan, seperti pupuk organik, pupuk pelepasan terkendali (slow-release fertilizer), dan pupuk berbasis mikrobia.
Pupuk organik, seperti kompos dan pupuk kandang, semakin mendapatkan perhatian karena tidak hanya menyuplai unsur hara, tetapi juga memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan kandungan bahan organik dalam tanah. Sementara itu, pupuk pelepasan terkendali memberikan nutrisi secara perlahan sehingga mengurangi pencemaran akibat limpasan pupuk yang tidak terserap oleh tanaman. Pupuk berbasis mikrobia, yang mengandung mikroorganisme pengikat nitrogen atau pembusuk bahan organik, juga membantu meningkatkan kesuburan tanah secara alami.
Pestisida kimia telah lama digunakan dalam pertanian untuk mengendalikan hama, penyakit, dan gulma yang dapat merusak tanaman. Namun, penggunaan pestisida yang berlebihan dapat mengakibatkan keracunan tanah, air, dan organisme non-target, termasuk manusia. Oleh karena itu, kimia pertanian kini berfokus pada pengembangan alternatif pengendalian yang lebih ramah lingkungan, seperti biopestisida, yang terbuat dari bahan alami atau mikroorganisme.
Contoh biopestisida adalah penggunaan bakteri Bacillus thuringiensis, yang dapat membunuh serangga hama tertentu tanpa merusak tanaman atau mikroorganisme tanah lainnya. Selain itu, pengendalian hama secara terpadu (Integrated Pest Management atau IPM) menggabungkan berbagai teknik, termasuk penggunaan pestisida alami, predator alami, rotasi tanaman, dan penggunaan varietas tanaman yang tahan terhadap hama.
Kemajuan teknologi juga memegang peranan penting dalam kimia pertanian. Salah satu inovasi terbaru adalah teknologi hidroponik, di mana tanaman dapat tumbuh tanpa menggunakan tanah, hanya dengan media air yang mengandung larutan nutrisi. Teknologi ini semakin populer, terutama di daerah perkotaan dengan lahan terbatas. Dalam sistem hidroponik, komposisi larutan nutrisi harus sangat tepat agar tanaman dapat tumbuh optimal. Di sini, kimia pertanian berperan dalam merancang larutan yang mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman.