Lihat ke Halaman Asli

Psychoedu

Psikolog

Modalitas Belajar dan Kecerdasan Majemuk dalam Pendidikan Remaja

Diperbarui: 27 Juni 2023   15:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat F.Psi UMB (Dok. pribadi)

Pendidikan menengah pertama adalah masa yang penting untuk mengasah kemampuan siswa sebagai transisi ke periode selanjutnya, yaitu jenjang menengah atas. Dengan pendidikan yang tepat, proses pembelajaran akan berlangsung lebih optimal. Saat ini model pendidikan seragam perlahan mulai ditinggalkan, sedangkan kurikulum yang bersifat taylor-made sudah mulai diminati. Kendati belum mengubah kurikulum, namun dengan mengidentifikasi kekuatan masing-masing siswa setidaknya menjadi bekal dalam menyusun strategi belajar yang tepat. 

Mayoritas siswa yang duduk di jenjang menengah pertama sudah memasuki usia remaja. Perkembangan kognitif remaja mengalami peningkatan yang pesat pada fungsi eksekutif, yaitu fungsi kognitif dengan tingkatan yang lebih tinggi seperti menalar, mengambil keputusan, memonitor cara berpikir kritis dan memonitor perkembangan kognitif. 

Peningkatan aspek eksekutif membuat remaja dapat belajar secara lebih efektif (Santrock, 2012). Mengingat pentingnya fase ini, maka proses pendidikan yang komprehensif sangat diperlukan untuk menuju perkembangan remaja yang optimal.

Beralaskan hal tersebut, tim dosen dari Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana melakukan Program Pengabdian kepada Masyarakat yang dikemas dalam bentuk pelatihan dengan menggali potensi diri siswa jenjang SMP. Tim yang terdiri dari Prahastia Kurnia Putri, M.Psi, Psikolog, Melani Aprianti, M.Psi, Psikolog, dan Popi Avati, M.Psi, Psikolog ini membantu siswa dan sekolah menemukan modalitas belajar dan kecerdasan majemuk pada siswa kelas 7 dan 8. Hasilnya kemudian diserahkan kepada siswa terkait dan guru. Menurut DePorter & Hernacki (1992), modalitas belajar terdiri dari tiga yaitu visual (belajar dengan cara melihat), auditori (belajar dengan cara mendengar) dan kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh. Dengan mengetahui kecenderungan input sensoris tubuh, maka individu dapat menyusun strategi paling optimal untuk menyerap informasi-informasi yang diberikan selama pembelajaran sehingga kelak berguna mengoptimalkan potensi dari masing-masing siswa.  

Sumber:

DePorter, B., & Hernacki, M. (1992). Quantum Learning: Unleashing the Genius in You. Dell Publishing. https://books.google.co.id/books?id=J_CunnywR-IC

Santrock, John W. (2012). Life-Span Development: Perkembangan Masa-Hidup Edisi Ketigabelas JILID 1. Jakarta: Penerbit Erlangga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline