"Bagi saya berpolitik pakai akal sehat dan nalar bukan pakai propaganda kampungan yang diketawain masyarakat dan ditinggal masyarakat," kata Poyuono.
"Nah, framing yang sekarang kan akhirnya Gerindra seakan akan jadi partai tempatnya kadrun. Masyarakat sudah cerdas, apalagi generasi milenial sudah sangat cerdas dalam menilai politik Indonesia," sambungnya.
(detik dot com)
Kali ini aku angkat jempol empat buat bung Puyuono.
Kenapa aku katakan kali ini ?
Sebab sebelum-sebelumnya omongan beliau ini pathing pecothot saat masa-masa era pilpres yang sudah terlewati.
Ketika itu ciri-ciri khasnya lebih sering ngawur kocak, konyol lucu, ngotot wagu, penganut ilmu pokoke-isme.
Tidak masuk nalar dan ngacau balau dalam membuat silogisme bernalar dan membuat argumentasi pembelaan disaat acara-acara tayangan debat maupun ketika diwawancarai pendapatnya.
Ya meskipun kala itu, peran karakter semacam bukan hanya dominasi oleh bung Puyuono saja.
Sebab banyak padanan dari rerata orang seperjuangannya pun sama, macam bung Fadli, Fahri, Habiburokhman, Andre Rosiade, Dahnil, dll. Juga mirip-mirip panggung peran dan sandiwaranya.
Bedanya kali ini bung Puyuono lebih cerdas dan lebih bernalar brilian selangkah dari rerata orang yang dulu seperjuangannya.