Lihat ke Halaman Asli

Pentingnya Mata Pelajaran Muatan Lokal Aksara Bali untuk Menjaga Eksistensi Kearifan Lokal

Diperbarui: 8 April 2016   19:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="https://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=&url=http%3A%2F%2Fwww.slideshare.net%2FImadeJuliadiSupadi%2Fmalajah-aksara-bali-sareng-juliadi&psig=AFQjCNFYpSwMyOvtcPqj2u_qcocVkCGAyw&ust=1460202957477172"][/caption]Aksara bali merupakan huruf asli masyarakat bali sebelum dikenalnya huruf alfabet dimana aksara bali ini sering ditemui pada bacaan bacaan kuno, sastra kuno dan kitab suci yang di tulis pada daun lontar, dahulu mata pelajaran aksara bali adalah mata pelajaran wajib yang harus dipelajari di sekolah khususnya di pulau bali, namun kenyataannya pada saat ini aksara bali sudah mulai dilupakan oleh sukunya sendiri, jika di pulau bali saja sudah jarang ada yang mempelajarinya lantas bagaimana dengan suku bali yang berada di luar bali ?

Penyebab berkurangnya minat generasi muda setempat untuk belajar aksara bali adalah karena pengaruh globalisasi dimana globalisasi ini akan cepat membawa masuk budaya luar yang lebih moderen sehingga bisa menggerus suatu kearifan lokal, selain globalisasi adalah kurangnya orang yang menguasai aksara bali dan sastra bali karena sudah jarang peminatnya dan jika ada orang yang menguasai sastra bali pastilah sudah lanjut usia dan sudah tidak mampu untuk mengajar lagi, sebab yang lain adalah aksara bali adalah aksara yang cukup sulit untuk dipelajari dan perlu waktu yang lama untuk mempelajarinya

Umumnya orang yang berminat menguasai bahasa bali adalah calon calon Pemangku, ida Pedanda yang memang tujuannya untuk menekuni ilmu agama sebab Mantra Mantra Hindu masih banyak yang belum ditulis dengan huruf alfabet melainkan terjemahan dari bahasa sansekerta ke aksara bali.

Cara untuk melestarikannya adalah dengan kembali mewajibkan sekolah yang mayoritas beragama Hindu atau sekolah yang ada Guru agama hindu untuk mengajarkan mulok aksara bali sebagai mata pelajaran muatan lokal khusus karena sejatinya mata pelajaran muatan lokal adalah untuk mengajarkan nilai nilai dan kearifan lokal daerah setempat bukan budaya luar

Terlebih lagi Generasi muda bali, haruslah menguasai aksara bali/sastra bali paling tidak dasar dasarnya saja, karena bali dikenal karena budaya dan kearifan lokalnya, jadi sayang sekali bila salah satu bentuk kearifan lokal tersebut hilang.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline