Lihat ke Halaman Asli

Siswa Pintar Enggan Meniti Karir menjadi Guru?

Diperbarui: 13 April 2023   20:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Guru, pekerja professional yang bertanggung jawab untuk membimbing, mengajar, dan mendidik siswa agar dapat mencapai potensi terbaik mereka di masa depan. Namun, ketika siswa telah mencapai potensi terbaik mereka, mengapa mereka tidak ingin meniti karir sebagai guru? 

Mengapa orang yang dikatakan memiliki kemampuan yang cerdas mayoritas tidak ingin menjadi guru? Semua orang telah mengerti sebelumnya bahwa guru merupakan suatu pekerjaan yang sangat mulia, seharusnya semua orang ingin berkarir pada pekerjaan tersebut. Namun, kenyataannya tidak. Banyak siswa yang tidak ingin melanjutkan karirnya menjadi seorang guru. 

Siswa yang pintar mayoritas tidak tertarik untuk menjadi guru dikarenakan terdapat banyak alas an yang bervariasi, mencakup masalah finansial, tidak dihargai oleh masyarakat maupun pemerintah, minat yang rendah, nasib guru honorer terutama di daerah tertinggal, anggapan profesi guru sebagai tempat orang yang sudah putus asa mencari pekerjaan yang diimpikan, Sistem pendidikan yang menjadi penghalang orang cerdas menjadi guru, beban kerja berlebih dengan imbalan yang tidak semestinya, kurangnya fasilitas dan sumber daya yang memadai dalam berjalannya proses ajar mengajar, dan masih banyak alas an negative lainnya terhadap pekerjaan guru.

Pertama, dalam masalah finansial. Banyak siswa cerdas ingin bekerja dengan finansial yang tinggi dan tidak dipengaruhi oleh passion mereka dengan alas an mungkin untuk membahagiakan orang tua mereka, menghabiskan masa masa kesulitan dalam mengumpulkan nilai nilai yang baik dan lain sebagainya. 

Meskipun guru merupakan pekerjaan yang sangat penting untuk membentuk generasi yang bermutu di masa depan, secara realistis seluruh orang memerlukan uang untuk bertahan hidup. 

Sebagian besar prang cerdas berpikiran secara realistis bahwa keberhasilan finansial merupakan salah satu dari penghargaan mereka. Ketika kita disuruh mengingat cita cita kita di masa kecil, pasti bayak diantara kita yang ingin bekerja sebagai dokter, astronot, Hakim, dan pekerjaan yang notabene memiliki finansial yang baik. 

Sedangkan, banyak Negara termasuk Indonesia masih memberikan gaji yang relative rendah kepada para guru. Sebagai akibatnya, banyak siswa yang memiliki kemampuan tinggi lebih memilih untuk menekuni karir lain yang menawarkan gaji tinggi dan jaminan kerja yang lebih baik.

Kedua, persepsi atau pandangan yang negatif terhadap guru. Persepsi masyarakat menyatakan bahwa banyak orang meremehkan pekerjaan guru dan menganggapnya sebagai pekerjaan yang mudah untuk dilakukan. 

Seringkali pekerjaan guru dianggap sangat rendah dan mendapatkan banyak kritikan dari berbagai pihak yang menyebabkan banyak siswa enggan mengejar karir ini dikarenakan ada suatu pihak yang meruntuhkan semangat mereka. 

Apalagi anyak penyalahgunaan wewenang dalam proses pengangkatan dan pemberhentian guru menyebabkan banyak guru yang tidak berkualitas dan tidak memiliki kredibilitas tingggi dalam mengajar. 

Sebaliknya, banyak siswa pintar yang ingin menjadi guru harus tersingkir karena tidak bisa memenuhi persyaratan administrates yang dipersyaratkan dalam proses seleksi. Dalam berprestasi, seringkali guru yang dapat meningkatkan mutu pendidikan tidak diapresiasi secara maksimal oleh pihak terkait.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline