Lihat ke Halaman Asli

Faktor-Faktor Terjadinya Gangguan Mental Pelajar Dikala Pandemi

Diperbarui: 5 Maret 2023   08:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Selama wabah COVID-19, banyak sekali dampak yang ditimbulkan dalam kehidupan masyarakat, mulai dari bidang ekonomi, sosial, hingga kesehatan. Kesehatan mental sendiri menjadi dampak yang dirasakan masyarakat Indonesia terutama pada generasi muda. menurut platform kesehatan Halodoc Konsutasi kesehatan mental ini mengalami kenaikan hingga 300% selama masa Pandemi. Kesehatan mental sendiri berpengaruh terhadap bagaimana seseorang berpikir, merasakan, bertindak, membuat keputusan, dan berinteraksi dengan orang lain. Bila dibandingkan saat pandemi, seseorang yang mengalami gangguan mental, seperti ADHD, kecemasan, autisme, bipolar, gangguan perilaku, depresi, gangguan makan, disabilitas intelektual, dan skizofrenia lebih banyak saat pandemi dibanding sebelum pandemi datang. Banyak sekali faktor yang menyebabkan pelajar terkena gangguan mental, diantaranya:

  • Faktor lingkungan

Faktor lingkungan sangat berpengaruh pada tingkat kesehatan mental pada anak. Lingkungan yang dimaksud mencakup secara langsung hingga di media sosial. Bila lingkungan pelajar buruk, maka pelajar tersebut dapat dipengaruhi oleh lingkungan tersebut sehingga pelajar berperilaku buruk. Sebaliknya, bila lingkungan pelajar baik, maka pelajar tersebut akan memiliki perilaku yang baik.

  • Kurangnya bersosialisasi dengan orang lain

Saat COVID-19, wabah menyebar sangat cepat. Pertemuan -- pertemaun secara langsung akan terhambat, dan komunikasi dipindahkan melalui media digital, seperti zoom, meet, video call, dan lain sebagainya. Hal tersebut juga akan mempengaruhi mental pelajar karena adanya perbedaan cara berkomunikasi saat pandemi yang terlalu cepat.

  • Tugas yang diberikan lebih banyak

Saat adanya wabah COVID-19, ada banyak pelajar yang mengeluh dengan tugas-tugasnya , karena kurangnya komunikasi murid dengan guru, sehingga guru memberi materi berupa tugas dan dipelajari oleh murid itu sendiri. Karena itu, tugas yang didapat lebih banyak dibandingkan sebelum pandemi.

  • kurangnya melakukan aktivitas didalam maupun diluar rumah

Adanya batasan untuk keluar rumah mengakibatkan kurang melakukan kegiatan positif, seperti adanya hambatan untuk berolahraga keluar rumah, tidak ada rekreasi dari sekolah sehingga adanya rasa depresi oleh siswa.

Wabah COVID-19 memang memberi dampak yang sangat signifikan. Maka dari itu, kita diharapkan untuk bisa beradaptasi dengan wabah ini, seperti dengan tetap melakukan aktivitas didalam rumah, melakukan hal produktif, mengikuti lingkungan yang baik, dan lain sebagainya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline