Pengangguran adalah masalah ekonomi jangka pendek. Tujuan negara berkembang adalah mensejahterakan rakyatnya, sehingga masalah pengangguran yang tinggi merupakan kondisi yang tidak diinginkan semua negara. Kalaupun bisa, negara bisa mencapai full employment, yaitu pengangguran yang relatif rendah sebesar 4% dari total angkatan kerja.
Indonesia merupakan negara yang menginginkan pengangguran serendah mungkin. Namun perlu diingat bahwa pengangguran tidak dapat dihilangkan sepenuhnya karena pencari kerja membutuhkan waktu untuk mencari pekerjaan baru atau keluar dari pekerjaan lama, sehingga pekerja perlu tetap menganggur untuk sementara waktu. Pengangguran pada umumnya disebabkan oleh ketidakseimbangan antara penawaran dan pencari kerja. Namun jika digali lebih dalam, ada tiga penyebab pengangguran, yaitu:
- Penurunan pertumbuhan ekonomi yang disebabkan oleh penurunan produksi dan pengeluaran agregat.
- Adanya perubahan struktur ekonomi. Perkembangan teknologi mendorong terjadinya perubahan struktural dalam perekonomian.
- Waktu yang dibutuhkan untuk mencari pekerjaan.
Kita melihat bahwa setiap krisis telah mengakibatkan peningkatan tajam dalam tingkat pengangguran. Sebagai contoh, pada saat krisis tahun 1998, kami menemukan bahwa pada tahun-tahun berikutnya pengangguran meningkat cukup tajam dan membutuhkan waktu lama untuk turun. Hal yang sama berlaku untuk krisis tahun 2008, 2010, 2013 dan seluruh tahun 2021.
Pada tahun 2020, dunia akan kembali mengalami krisis yang disebabkan oleh pandemi. Negara-negara di dunia berusaha menyelamatkan rakyatnya dengan mengurangi berbagai kegiatan ekonomi dan sosial. Akibatnya, sektor ekonomi kolaps akibat turunnya permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa. Sektor riil pertama kali terkena dampak krisis ini. Penutupan ekonomi telah menyebabkan peningkatan pengangguran dan kemiskinan. Jumlah penduduk miskin di Indonesia mencapai 40 juta orang dan tingkat pengangguran mencapai 37 juta orang.
Para ekonom memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebelum pandemi adalah 5,3%. Setelah pandemi, perkiraannya adalah 2,3% untuk skenario parah dan -0,4% untuk skenario sangat parah. Demikian pula, pertumbuhan ekonomi juga diperkirakan menurun tajam. Inilah penyebab PHK massal dan meningkatnya pengangguran. Akibatnya, jumlah penduduk miskin meningkat. Diperkirakan jumlah penduduk miskin meningkat sebesar 1,89 juta orang pada skenario parah dan 4,86 juta orang pada skenario sangat parah. Jumlah pengangguran juga akan meningkat sebesar 2,92 juta orang pada skenario parah dan 5,23 juta orang pada skenario sangat parah.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI