Lihat ke Halaman Asli

Toyor Menoyor: Again!

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Sedari tadi browsing internet sambil berusaha menyelesaikan terjemahan yang semakin memusingkan kepala, terus saja bersua dengan kata "toyor", "paspampres", "anak", dll. Setelah membaca berbagai media, pendapat dan komentar orang tentang hal ini, saya pun menarik napas panjang yang melelahkan... Memang di era reformasi, demokrasi dan globalisasi ini, kita semakin mudah menyatakan pendapat (seperti yang sedang saya lakukan sekarang) tentang hal apa pun. Saking mudahnya, dan orang pun mudah bereaksi terhadap komentar apa pun yang keluar dari segala lini, kita seakan lupa akan beberapa hal penting.... Yang pertama, apakah kita benar-benar tahu duduk permasalahan atau apa yang sesungguhnya terjadi? Dengan mudah akan muncul jawaban "tidak". Saya pernah menjadi wartawan, yang meski singkat namun memberikan pengalaman yang sangat berharga dalam menganalisa berbagai berita yang muncul di sekitar kita. Berita yang muncul di layar tv kita atau lewat radio dan kertas hanyalah "tip of the iceberg" dari apa yang sesungguhnya terjadi. Yang kedua, terkait dengan bagian akhir di atas, sulit bagi siapa pun untuk memahami betul apa yang terjadi jika tidak melihat keseluruhan permasalahan, sedangkah hal tersebutlah yang dibutuhkan. Penting bagi kita untuk melihat dari berbagai segi akan suatu peristiwa atau permasalahan. Di jaman sekarang sangat mudah bagi siapa pun untuk terbawa opini yang entah sengaja atau tidak dibentuk. Yang ketiga, sadarkah kita bahwa kita harus bertanggung jawab atas apa pun yang kita lontarkan, bahkan di dunia maya sekali pun? Sayangnya politisi dan para tokoh seringkali kurang mampu memberikan contoh yang baik tentang hal ini, tapi sebagai masyarakat janganlah kita mau ditarik ke sana ke mari oleh gelombang opini yang seringkali menyesatkan. Kembali ke masalah toyor menoyor, kebanyakan pendapat bernada negatif ditujukan pada Paspampres. Siapa yang bisa menyalahkan seorang anak kecil berusia 9 tahun yang kesakitan akibat toyoran tangannya entah siapa? Di sini bukanlah masalah bela membela atau tuduh menuduh, tapi harapan bahwa semuanya diletakan dalam proporsi yang tepat. Saya pun pernah berhadapan dengan Paspampres saat masih jadi wartawan dulu, mulai dari anggota hingga Danpaspampres sendiri saat itu. Saya berusaha mempelajari beban dan tanggung jawab mereka serta memperhatikan bagaimana mereka bergerak. Mereka tentunya manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. Kejadian ini tentunya menjadi bahan evaluasi Paspampres, dan saya yakin mereka akan melakukan hal tersebut. Di sisi lain, marilah kita sebagai masyarakat menanggapi berita ini dengan tenang dan kita kurangi kata-kata yang kurang menyenangkan tentang anggota militer yang memang ditunjuk, dilatih dan dipercaya untuk menjaga orang nomor satu negara kita. Suatu tugas yang jelas sangat tidak ringan, di mana mereka kerap bersentuhan dengan masyarakat yang kurang memahami protokoler dan aturan yang diterapkan demi keamanan Presiden. Tak kenal maka tak sayang (plus tak mengerti)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline