Lihat ke Halaman Asli

Prabu Mulya Singacala

Menulis itu merawat ingatan agar selalu diinggat

Perempuan Bekerja

Diperbarui: 6 Januari 2025   09:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Perempuan bekerja

Oleh: Mulya 

Namanya Engkah, nama yang biasa di akhirnya walaupun nama tersebut bukan nama yang sebenarnya. Mereka akui Engkah dalam pengakuannya. Nama ini pula yang memecahkan situasi banyak kondisi perempuan bekerja dibawah standar. 

Ini problem di semua para perempuan dalam memenuhi kebutuhannya. Ekonomi memang jadi standar dimana seseorang akan berdaya, namun dengan ekonomi yang tidak standar mereka bahkan jatuh pada keadaan yang bermasalah. 

Ya itu kondisi para perempuan di kota-kota berkembang, kota dimana ada banyak peralihan dari model transmigrasi menjadi kota administratif yang memunculkan kondisi perempuan bekerja dan sebagian lagi bekerja dibawah standar. 

Oleh karena itu, perempuan yang itu kondisi dimana mereka memenuhi pendapatan dengan bekerja dan perempuan bekerja dibawah standar pun memenuhi pendapatan yang tak kunjung terpenuhinya, dan disinilah masalah yang harus di pecahkan bersama. 

Upah yang minim

Problem utama perempuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya ada pada upah yang tidak layak, suara dunia telah banyak menyadarkan bagaimana standar upah mereka dan bagaimana pula perlindungan buat mereka. 

Teori gender dan emansipasi tidak mampu sampai hari ini memperjuangkan mereka, studi Pekka saja menemukan adanya ketimpangan ekonomi, sosial, pendidikan dan kesehatan jadi problem yang harus di pecahkan. Intinya suara dunia belum mempu berpihak padanya. 

Gagasan kesalingan para aktivis perempuan juga sama belum mampu merubah keadaan, undangan-undangan tentang perempuan masih jadi batu sandungan bagaimana upah mereka apakah layak di standar kan atau malah tetap pada stigma perempuan itu saja. Hemm

Selain itu wacana politik perempuan baru bisa dicapai di bagian legislatif saja, 30 Prosen menjadi poin utama yang harus dipenuhi oleh semua partai politik, hasilnya mereka memasang perempuan sebagai calon legislatif, yang terpilih ada dan hasilnya masih kurang dari 30 Prosen saja. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline