Lihat ke Halaman Asli

Prabu Mulya Singacala

Menulis itu merawat ingatan agar selalu diinggat

Selamatkan Generasi Muda; Tanggung Jawab Siapa?

Diperbarui: 16 Juni 2024   23:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana sudut trotoar yang dipadati roda dua memadati malam Idul Adha di keramaian kota, Gambar diambil jam 21.34. (Dok. Pribadi). 

Suara takbir bersahutan dari masjid yang tak jauh dari sudut kota, keriuhan para pengunjung bolak balik menyusuri ramainya suasana, kendaraan roda dua dan empat terparkir rapi di samping trotoar jalan menghiasai manisnya suasana yang terus beranjak malam dan suara takbir sayup-sayup turut menghilang ditelan dinginnya malam.

Kegelisahan sang Faqir bergelayut dalam pikirannya dan menusuk hati hingga merenungkan nasib yang terlintas di kepala, bagaimana generasi yang akan datang menantang zaman yang terus berubah bagaikan panah yang melesat dari busurnya, entah apa yang harus dilakukan. 

Mungkin renungan pemikiran ini bisa saja ada di pikiran banyak orang, bagi mereka yang peduli ini jadi bahan mencari jawaban dan bagi mereka yang acuh mungkin membiarkannya, itulah pandangan Manusia zaman sekarang, daripada yang so peduli akan lebih banyak yang acuh tanpa komentar. 

Keramaian yang disaksikan ada dan terjadi disaat malam hari raya idul adha, disudut sebelah sana tak jauh dari keramaian Sura Takbiran berkumandang, tapi keramaian ada sudut taman kota bukan masjid langgar dan musholla. 

Suasana pengunjung memadati luasnya lapangan bermain dimalam Idul Adha. (Dok. Pribadi). 

Sungguh ironi, bagaimana nasib generasi ini kedepannya? 

Ada gambaran masa lalu dimana keriuhan malam hari raya adanya di masjid, langgar dan musholla, mereka memenuhinya sambil bertakbir dan bersilaturahmi ria, membicarakan apa yang akan dilakukan esok hari sambil membicarakan hal lainnya, keadaan ini terjadi di masjid, langgar dan musholla. 

Hari ini begitu beda dan bagaimana menyelamatkannya lalu siapa yang peduli kepadanya? 

Terdapat beberapa tips untuk menyelamatkannya: 

1. Pandanglah generasi muda sebagai pewaris kita, bagi orang tua ini sangat penting, kelangsungan keluarga ada pada pewarisnya. Bagi sebagian orang tua ada banyak yang menginginkan anak-anaknya dapat melanjutkan kebaikan yang telah dirintisnya, maka dalam pandangan Islam kondisi demikian sebagai Hifdzul Nasab. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline