Lihat ke Halaman Asli

Prabu Mulya Singacala

Menulis itu merawat ingatan agar selalu diinggat

Meraih Keutamaan Melalui Ibadah Qurban

Diperbarui: 13 Juni 2024   11:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi. Pemilihan hewan qurban sebelum dilakukan transaksi. 

Oleh: Mulya Syamsul 

Nabi Ibrahim as, menjadi salah satu dari sekian Nabi yang syariat-syariatnya banyak di lakukan dan ditetapkan didalam Islam, diantara syariat yang sampai sekarang terus di lakukan oleh seluruh ummat Islam adalah Qurban (menyembelih hewan) pada saat hari raya haji tanggal 10 sampai dengan tiga hari kedepan. 

Pada ruang lingkup sejarah, Ibadah Qurban dijelaskan para ulama ketika Nabi Ibrahim memulainya dengan Nadzar (sebuah janji yang diucapkan kepada Allah SWT) untuk mendapatkan momongan laki-laki, kenapa demikian, karena Nabi Ibrahim as telah menikah cukup lama dengan Siti Hajar dan belum di karuniai anak sehingga Ibrahim as bernazar untuk itu. 

Dikisahkan, Nabi Ibrahim as bermunajat kepada Allah untuk mendapatkan keturunan yang Sholih, padahal usia Ibrahim dan Hajar pada saat itu sudah tua renta, doa tersebut termaktub dalam surat As-Saffat ayat 99-100 yang artinya: 

"Ibrahim berkata, sesungguhnya aku pergi menghadap Tuhanku dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku, ya Tuhanku anugrahkanlah kepadaku seorang anak yang termasuk orang-orang yang Sholih"

Dengan doa tersebut, Allah kabulkan hajat keinginan Nabi Ibrahim dengan menganugerahkan anak Nabi Ismail melalui rahim Siti Hajar. 

Dalam ayat 100 Allah sampaikan "maka Kami beri kabar gembira dengan seorang anak yang sangat sabar" 

Itulah gambaran yang termaktub dalam Alquran yang Allah catat dan informasi kepada ummat Muhammad SAW sehingga menjadi syariat yang harus dilaksanakan oleh ummat Islam. Alhamdulillah. 

Kisah nabi Ibrahim tidak berhenti sampai disana, selanjutnya, ketika Nabi Ismail tumbuh menjadi anak remaja, pintar yang ganteng dan mempunyai kepribadian baik layaknya kelompok Sholih, lantas Nabi Ibrahim bermimpi mendapatkan perintah dari Allah SWT untuk menyembelih Nabi Ismail as seorang anak simatawayang yang dicita-citakan kehadirannya dikarenakan menunggu sekian lama lantas Allah perintahkan untuk disembelih. 

Keadaan dan gambaran ini termaktub pula dalam surat As-Saffat ayat 102 yang artinya "Ibrohim berkata; wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelih mu, maka pikirkanlah apa pendapatmu?". 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline