Bandung (6/12) - Setiap elemen masyarakat memiliki peran penting dalam penanggulangan bencana. Tentu saja, dengan tetap memperhatikan kompetensi setiap individu dan taat kepada prosedur yang berlaku.
Masyarakat yang dimaksud, termasuk para pekerja seni atau artis. "Dengan bakat seni yang dimilikinya, para pekerja seni bisa menghibur para pengungsi pada klaster layanan sosial, misalnya, punya peran penting dalam trauma healing," kata Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kemensos RI, Margowiyono, dalam sambutannya pada acara Bimbingan Teknis Taruna Siaga Bencana untuk kalangan pekerja seni di Bandung, Selasa (5/12) kemarin.
Para pekerja seni dalam bimtek ini tergabung dalam keanggotaan Parfi sebanyak 23 orang. Selain itu ikut pula anggota Majelis Pengajian Pelawak sebanyak 37 orang sehingga total peserta sebanyak 60 orang.
Dalam bimtek kali ini, peserta diajari beberapa kemampuan dasar dalam layanan kebencanaan. Di antaranya, bagaimana memasang tenda darurat dan mempersiapkan dapur umum.
Menurut Margowiyono, keterlibatan para artis merupakan bagian dari perluasan jaringan Tagana. Dengan bimtek, diharapkan mereka memiliki setidaknya pengetahuan dan kemampuan awal dalam mengantisipasi bencana.
"Kesiapan masyarakat dalam mengantisipasi bencana sangat penting. Salah satu alasannya adalah karena tingginya resiko bencana di tanah air kita. Contoh, dua daerah di Jawa Barat, yakni Cianjur dan Garut, masing-masing menempati posisi pertama dan kedua dalam indeks kebencanaan," kata Margo.
Dengan makin luasnya kesadaran, kesiagaan, dan juga kemampuan masyarakat mengantisipasi dan menanggulangi bencana, maka layanan kesejahteraan sosial juga makin luas menjangkau lapisan masyarakat yang beresiko terdampak bencana.
"Perlu diketahui, di Indonesia, tidak semenit pun tidak ada gempa. Berganti di berbagai wilayah tanah air selalu ada gempa, dengan beragam intensitasnya," kata Margo.
Di bagian lain, Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat Arifin Harun Kertasaputra menyatakan, peran artis sangat besar dalam penanggulangan bencana, khususnya dalam penanganan pengungsi sebagaimana klaster Kemensos.
Sebab, korban bencana tidak hanya perlu dukungan kebutuhan dasar, seperti misalnya makan, pakaian dan tempat tinggal. Namun juga perlu layanan dukungan psikososial.
"Artis juga bisa membantu meringankan trauma korban dengan berbagai kemampuan yang mereka miliki," kata Harun.