Tomohon (24/10/2017)- Salah satu rangkaian kegiatan Jambore dan Bhakti Sosial Taruna Siaga Bencana (Tagana) tahun 2017 adalah "Idea Sharing Session (ISS)" bersama perwakilan sukarelawan tanggap darurat bencana dari ASEAN dan 3 Negara Tetangga yaitu: Jepang, China dan Korea Selatan.
Kegiatan ISS ini bertujuan untuk berbagi pengalaman tentang tanggap darurat bencana di masing-masing negara. Mengingat karakteristik geografis negara-negara di ASEAN dan 3 negara tetangga berada diwilayah rawan bencana. Secara garis besar, konsep manajemen penanggulangan bencana berbasis masyarakat merupakan salah satu potensi yang terkuat yang harus dipelihara.
Sebagaimana yang disampaikan perwakilan dari Department of Social Welfare and Development, Filipina, "Pemerintah pusat dan daerah harus selalu sigap dan siap untuk melakukan mobilisasi dan penyebaran sukarelawan secara terorganisir dalam melakukan evakuasi tanggap darurat."
Manajemen dalam penanganan pengungsian harus diperkuat dengan distribusi bantuan untuk korban bencana sampai dengan penanganan psikologi korban bencana. Hal ini merupakan kekuatan dalam merespon kedaruratan, ujarnya.
Kegiatan yang dipimpin langsung oleh Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA), Adhy Karyono, di Bukit Doa, Tomohon (24/10). Dihadiri oleh perwakilan ASEAN 3+ (Korea Selatan, Jepang dan China).
Adhy menyampaikan, "Acara ini berfokus pada kebutuhan untuk pemahaman yang lebih baik dari manajemen risiko bencana di tingkat masyarakat, Sementara mengembangkan jaringan dan kerjasama antara sekutu volunters ASEAN +3 negara-negara di bidang proteksi sosial saat-saat bencana." (KAS/JSK)