Lihat ke Halaman Asli

KFC, Mc.D, J.Co, Hanamasa dan Turunannya Adalah Haram

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Untuk yang tidak sepakat dengan judul di atas, aku mohon maaf. Khususnya bagi kaum muslim yang selama ini terlanjur menyukai restaurant yang kusebut ini, tolong pendam dulu amarahnya. Juga kepada admin, sungguh 100% aku ikhlas, andai tulisan ini engkau delete disebabkan  terlampau kental aroma SARAnya. Sejujurnya, kuhormati kebijakkan redaksional yang demikian itu. Sebaliknya, jika kebijakan admin untuk punya keberanian meloloskan tulisan ini karena diprediksi bakal mendatangkan pahala ataupun prahara, maka sebagai konsekuensi logis, kemerdekaan hidupku kupertaruhkan dan kemerdekaan berpikirpun kuberikan. Andai pun ada sejumlah petinggi negeri ini yang memiliki saham di restaurant yang kusebut dalam tulisan ini berniat mensomasinya.

Begitu pun kepada institusi MUI, dengan penuh kerendahan hati kumohon dibukakan pintu maaf seluas-luasnya, andai artikel ini terselip nilai subversi dan berpotensi menggoyang legitimasi MUI yang telah memberikan sertifikasi halal kepada restourant-restourant yang kusebut itu.

Sungguh. Tiada niatan macam itu, uztad.

Terus terang aku memahami jika ada pihak berasa panas hatinya hingga keluar asap melalui lubang telinganya membaca judul di atas. Namun alangkah bijaksananya jika pembaca yang budiman sudilah mencermati tulisan ini dengan kepala dingin sebelum membaca hingga tuntas. (silaken, air esnya diminum dulu...)

Sesama muslim sudah barang tentu untuk saling mengingatkan. Ya, MENGINGATKAN, inilah roh utama yang menggerakanku untuk menulis artikel berjudul, "KFC, Mc.D, J.Co, Hanamasa dan Turunannya Adalah Haram".

Sama seperti umumnya keluarga muslim di negeri ini. Dulu keluargaku juga menyukai restourant-restourant ini. Lokasinya yang strategis disejumlah mall dengan brand yang kuat, sangat mudah menggoda konsumen yang tengah lapar untuk mendatanginya.  Bahkan restaurant Mc.D di saat krismon 1998 menjadi penyelamat perutku dari kelaparan. Karena saat itu Mc.D menciptakan menu 'pahe' dan 'panas' yang berupa nasi putih + ceplok telur cuma Rp.3 ribuan. Di seluruh dunia hanya Mc.D Indonesia yang berani jualan nasi. Selain Mc.D kami juga menyukai restourant KFC. Restourant ini selalu memiliki menu kreatif dengan beriklan di tv. Keponakan-keponakanku amat suka ayamnya yang dibalut tepung dengan gorengan yang pas. Siapa sih yang enggak ngiler melihat iklan KFC? Dulu, kita sangat familiar melihat iklan dengan model Cut Tari menggoda pemirsa dengan senyum genitnya dalam menawarkan ayam goreng KFC. Untunglah pihak owner cepat tanggap dengan menghapus iklan tersebut, menyusul presenter insert ini terlibat video mirip artis. Andai sampai ini hari tetap tayang, wow...bisa-bisa ketika kita menikmati menu KFC, yang kebayang bukan paha ayam berbalut tepung yang cryspy, melainkan paha yang lainnya.

OK, kembali ke topik! disamping dua restourant tersebut, kami juga sangat menyukai restourant Hanamasa. Menu yakiniku dan sabhu-shabu merupakan favorit keluargaku. Dalam soal penyajian dan mengolah berbagai daging ikan yang disayat tipis, restourant ini cukup memuaskan. Cuma, harganya lumayan mahal bagi mereka yang sedang melakukan diet. Sebab Hanamasa memasang tarif Rp.100 ribuan per orang untuk makan sepuas-puasnya.

Bagi yang punya kebiasaan ngopi dan ngedonat sambil ngenet atau konkow-konkow. Dulu, bersama kawan mayaku memilih J.Co sebagai tempat favorit. Karena dengan Rp.50 ribuan, perut kami sudah lumayan kenyang, ditambah bisa ngadem sepuasnya. Ditengah udara panas kota Jakarta dengan duit cekak, kurekomendasikan tempat ini cukup ideal. Tapi bukan berarti tempat baso Happy, kita lupakan, toh.

Nah, soal halalnya sudah barang tentu kita serahkan kepada MUI. Sebagai ahlinya, kita hakul-yakin MUI telah membuat amdal dengan melakukan investigasi komprehensif sebelum memberikan sertifikat halal kepada ke empat restourant tersebut. Lalu kenapa aku berani menyebut haram? Dimana letak haramnya?

Pembaca yang budiman.

Sekali lagi sebagai sesama muslim, tugas kita  untuk saling mengingatkan, bahwa bulan Ramadhan segera datang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline