Lihat ke Halaman Asli

Tukang Sate dapat Dukungan SDA, Sejumlah Doktor Protes

Diperbarui: 17 Juni 2015   18:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah Wakil Ketua DPR, Fadli Zon, mengunjungi keluarga MA di Ciracas, Jakarta timur. Kini mantan menteri agama era SBY, Suryadharma Ali (SDA), memberikan dukungan terhadap tukang sate, MA.

Kepada media, SDA menjelaskan, media sosial adalah tempat untuk setiap orang berekspresi dan menyatakan pendapat. Tindakan MA yang mengunggah gambar pornografi sekaligus menghina orang lain adalah tindakan biasa. “Dari pengguna media sosial kan biasa, mereka menyampaikan kritik dan pujian, menurut saya itu biasa-biasa saja,” ujar Suryadharma, seperti dilansir situs bijaks.net (31/10/14).

Mantan Menteri Agama ini berharap, pihak Jokowi mau mencabut gugatannya dan memaafkan pelaku. Apalagi, ibu pelaku juga sudah bersedia minta maaf dan sujud di kaki Jokowi.“Ya, itulah pengorbanan orang tua, dia mau melakukan apa saja untuk penderitaan anaknya berakhir. Kita lihat saja nanti, mudah-mudahan apa yang terjadi saat ini sebuah kekeliruan dan tidak akan terjadi pada masa akan datang,” ujar Suryadharma.

Seperti diberitakan, akibat mengunggah foto porno dengan mengedit wajah Jokowi dan Megawati, MA ditahan di Bareskrim, Mabes Polri. Sejak MA ditahan, sejumlah politisi dan kelompok masyarakat mendatangi keluarga MA untuk memberikan simpati.

Meski sudah ditahan polisi, keberuntungan ternyata memihak MA. Ketua Presidium JMP menyerahkan bantuan modal usaha langsung kepada keluarga MA. Kepada media, Nanik S Deyang mengatakan, “JMP menyerahkan bantuan Rp35 juta. Dana ini hasil dari iuran anggota JMP,” katanya saat mengunjungi kediaman MA di Ciracas, Jakarta Timur, seperti dikutip tribunnews.com (31/10/2014).

Atas perbuatan MA yang menuai simpati ini, muncul sejumlah respon dari para akademisi, terutama dari kalangan penyandang gelar doktor.

Dikabarkan, jika para doktor mendadak rame-rame mengajukan surat pengunduran diri ke Kementerian Pendidikan Tinggi dan Riset. Alasannya?

Mereka protes. Karena tidak ada keadilan dalam pembayaran honor. Seorang doktor yang menulis untuk materi seminar 10 halaman, Cuma dikasih Rp.2 juta. Sementara, MA yang Cuma sekali upload gambar porno dapat honor Rp.35 juta.

Mikirrrr...!***




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline