Lihat ke Halaman Asli

Prabowo Gibran Untuk Indonesia

Mengapa Willem Wandik Memilih Prabowo Gibran

Willem Wandik: Pesan Damai Paskah Umat Kristiani Menjelang Putusan MK 22 April 2024

Diperbarui: 18 April 2024   19:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Galery Willem Wandik

Prabowo Gibran Untuk Indonesia - Pada bulan Maret - April merupakan rangkaian bulan yang masuk dalam perayaan Paskah bagi umat Kristiani di seluruh dunia, tanpa terkecuali bagi kami yang ikut merayakannya di Indonesia.. Sebagai Ketua MPO DPP GAMKI dan juga kader gereja GIDI di Tanah Papua, pada momentum perayaan Paskah yang masih terasa dalam sebulan kedepan, yang secara bersamaan, bertepatan dengan hari-hari perayaan ibadah Umat Muslim yang merayakan puasa dan lebaran Idul Fitri, maka sebagai anak bangsa yang mencintai kedamaian dan kesejukan di Republik ini, kita semua berharap, segala bentuk kompetisi politik baik Pilpres, Pileg dan terselenggaranya Pilkada dalam waktu dekat, dapat merefleksikan nilai-nilai yang diajarkan dalam perayaan Paskah, bahwa Tuhan selalu menghendaki tersebarnya "cinta kasih", kebaikan, keabadian, dan terbebasnya manusia dari dosa dunia..

Dalam perhelatan pesta demokrasi "electoral", tentunya ada pihak yang "memenangkan kontestasi" dan ada pula pihak yang "kalah", dimana kemenangan itu merupakan kesempatan yang diberikan oleh Tuhan untuk menjadi pelayan rakyat (mengabdi untuk kepentingan rakyat dan bangsa), maka dari itu, dimensi Paskah yang menghadirkan pengorbanan mulia Tuhan, pelaksanaan pesta demokrasi di semua level kekuasaan di Republik ini, haruslah menjadi "value" yang menggambarkan sikap kerelaan untuk berkorban, oleh segenap para pemimpin politik yang ada, dengan "membunuh" benih-benih ke-egosian dalam hati, untuk mengutamakan kepentingan rakyat agar hidup lebih baik, lebih aman, lebih sejahtera, dan tentunya memperoleh kasih karunia Tuhan di dunia, melalui tangan-tangan para pemimpinnya..

Janganlah benih-benih dosa yang menjadi sumber kesengsaraan manusia di dunia, yang telah ditebus melalui pengorbanan "darah" Tuhan Yesus, justru masih dijadikan sebagai "sumber perpecahan", dimana kita semua masih tidak mampu mengalahkan nafsu dan kedengkian yang hadir ditengah-tengah perbedaan platform politik (termasuk dalam hal perbedaan pilihan presiden), sehingga terus memicu konflik yang tidak pernah berkesudahan akibat kehilangan pengendalian diri dan terjebak pada "kungkungan dosa-dosa" yang tidak pernah bisa memuaskan hasrat dan kepentingan.. 

Terhadap dorongan benih-benih dosa manusia, yang melingkupi hati, pikiran dan tindakan, akan selalu menggoda hati manusia untuk tidak puas pada hasil yang tidak sesuai dengan kehendak nafsunya.. Kami pun masih menaruh kekhawatiran, apakah pasca pembacaan putusan MK nanti, pihak-pihak yang berkepentingan dalam kontestasi electoral presidensial kemarin (termasuk gerakan para tokoh yang mengajukan petisi Amicus Curiae), akan merelakan mekanisme hukum tertinggi "norma positif negara" untuk mengakhiri segala bentuk polemik yang dipersoalkan dalam Pemilu.. 

Ingatlah, benih-benih dosa kesombongan, keegoisan, amarah murka, dari makhluk penghasut bernama "Iblis" yang pernah berhasil menjerumuskan Bapak Manusia pertama "Adam", untuk masuk kedalam lembah-lembah dosa dan penyesalan, yang telah diajarkan dalam tradisi Agama Abraham, justru harus menjadi "benteng keimanan" yang mencegah manusia-manusia akhir jaman/anak keturunan Adam untuk tidak terjerumus pada dosa-dosa hasutan yang sama.. 

Sebagai refleksi sikap politik yang diharapkan, dapat dilakukan oleh para elit dan pemangku kepentingan politik nasional Pasca Pemilu Presiden 2024, diharapkan semua kalangan dapat menahan diri, termasuk para tokoh yang menjadi figur panutan masyarakat untuk dapat bersikap rasional, tidak terjerumus pada keinginan menang sendiri, benar sendiri, dan pada gilirannya, menjerumuskan rakyat pada pusaran konflik horizontal, melalui hasutan yang memecah belah kedamaian di Republik ini..

Ijinkan kami melalui kesempatan Perayaan Paskah ini, untuk mengingatkan kita semua tentang dimensi penerapan Paskah dalam kehidupan "multidimensional" manusia di era hari ini, yaitu Paskah selalu mengajarkan kepada umat manusia untuk memuliakan makna Agung Pengorbanan Darah dan Daging melalui refleksi "kefanaan sebagai manusia/siklus kematian - kebangkitan", agar sesama manusia bisa merasakan cinta kasih Tuhan secara lebih realistis dan nyata, manusia bisa merasakan langsung anugerah Tuhan melalui perwujudan fisik manusia dengan pengorbanan, sehingga manusia dapat merasakan kuasa Tuhan (menembus batas nalar dan logic), pengorbanan yang bertujuan untuk pembebasan manusia dari dosa, dan jaminan kehidupan kekal abadi bersama Tuhan (sehingga tidak perlu berputus asa dengan takdir buruk yang menimpa di dunia)..

Dalam perayaan Paskah, Peristiwa kebangkitan Tuhan Yesus merupakan peristiwa agung, yang menandakan kekekalan Tuhan yang diperlihatkan langsung kepada Umat-Nya dalam sebuah peristiwa penyaliban dan kebangkitan, dan menunjukkan cinta kasih Tuhan itu tidak terhingga, dengan rela mengorbankan diri-Nya untuk penebusan dosa-dosa manusia, sekaligus memberikan keberuntungan kepada manusia untuk kehidupan yang kekal.. Inilah peristiwa agung dan epik yang di imani dalam kekristenan, dan menjadi satu-satunya peristiwa pengorbanan Tuhan dalam tradisi agama Abraham..

Oleh karena itu, bertetapan dengan momentum, dalam waktu yang tidak lama lagi, pembacaan putusan sengketa PHPU presiden (pemilu 2024), yang jatuh pada hari senin mendatang, tanggal 22 April 2024, melalui pesan pesan spiritual Paskah, kami menghimbau kepada seluruh anak bangsa, adek adek Mahasiswa, tokoh intelektual - akademisi, para aktivis, para tokoh bangsa, dan para pemimpin politik yang memegang kendali kekuatan politik di Republik ini, untuk secara bersama-sama, mengorbankan "sikap egoisme", mengorbankan "sikap benar sendiri", mengorbankan "ambisi yang merusak", mengorbankan "kesombongan golongan/elitis", untuk mengikuti jalan kebenaran yang dipercontohkan oleh Tuhan, agar seluruh manusia memperoleh cinta kasih dan kehidupan yang kekal, yang dapat dimaknai kedalam bentuk, pengorbanan yang diperlukan oleh seluruh elemen Bangsa di Republik ini, agar cita-cita pembangunan nasional yang tertuang dalam konstitusi negara, yaitu untuk mencapai kehidupan rakyat yang adil dan makmur, dapat terus diperjuangkan dalam tatanan kehidupan bernegara yang sejuk, damai, dan penuh dengan harapan bagi generasi Indonesia dimasa kini dan dimasa mendatang.. 

Horas, Maturnuwun, Wa Wa Wa..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline