Lihat ke Halaman Asli

Prabowo Gibran Untuk Indonesia

Mengapa Willem Wandik Memilih Prabowo Gibran

Angin & Hujan Protes ke Tuhan: Ada Manusia Salahkan Mereka Atas Polusi & Banjir

Diperbarui: 16 Desember 2023   08:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanah Papua Untuk Indonesia - Polusi udara yang dipandang merusak kesehatan manusia, akhir akhir ini mendapatkan perhatian luas dari masyarakat Indonesia, bukan karena situasi polusi udara berada pada ambang kritis "emergency", melainkan karena ucapan seorang Calon Presiden, yang menuduh Angin menjadi penyebab tingginya angka emisi polusi udara di Ibu Kota Jakarta..

Begitu hebatnya sebuah kata kata, satu ucapan dari seorang tokoh yang tengah mencalonkan diri menjadi presiden, sontak membuat geger jagad Indonesia.. Konon peristiwa gonjang-ganjing penyebab polusi ini, telah menyebar ke seluruh Makhluk di dunia ini, tidak hanya manusia, para hewan, tumbuh tumbuhan, makhluk Jin, para malaikat, dan bahkan di dunia "perbendaan: baca batu, tanah, air, angin/udara, api dan lain sebagainya" juga merasakan hiruk-pikuk perdebatan soal penyebab polusi udara ini..

Angin dan Hujan sejatinya adalah makhluk ciptaan Tuhan, yang tidak memiliki kehendak sendiri layaknya manusia yang bisa berfikir, manusia dapat mengkespresikan pikirannya, manusia pula dapat bertindak atas dasar kemauan sendiri, dan lain sebagainya..

Ketika manusia yang diciptakan sebagai makhluk yang sempurna, karena memiliki kehendak, keinginan/nafsu dan disempurnakan dengan akal/kemampuan berfikir.. Maka, sejatinya apa yang terjadi di bumi ini, tidak terlepas dari (aksi - reaksi) dari perbuatan manusia itu sendiri..

Bahkan angin sejatinya adalah benda yang tidak terlihat oleh mata, tetapi dapat dirasakan oleh indera manusia lainnya, seperti merasakan hembusan angin pada kulit manusia, atau merasakan kelembaban angin/udara pada tubuh manusia, dan lain sebagainya..

Angin bukanlah actor yang bisa dijadikan alasan atas peristiwa yang di alami oleh manusia, sebab, angin hanyalah "variabel benda semata".. Dan tidak terdapat aturan "common sense" yang dapat meminta pertanggung-jawaban angin ketika manusia, dan lingkungan tempat tinggal manusia, mengalami kerusakan akibat bencana yang ditimbulkan oleh angin/udara..

Sebagai benda yang pasif, tentunya angin tidak dapat berbicara kepada manusia, namun, angin sebagai makhluk ciptaan Tuhan, tentunya dapat menyampaikan keluhan kepada Tuhan yang menciptakannya..

Mengapa ada sesosok manusia, yang memandang dirinya berakal sehat, namun, seringkali menyalahkan dirinya ketika musibah/masalah terjadi pada sekelompok manusia.. Para benda ciptaan Tuhan itu mengajukan protes atas sikap "egosentris" manusia yang memandang dirinya paling benar, dan para bendalah yang bersalah merusak lingkungan hidup di bumi ini.. 

Bukankah, sumber polusi Udara itu berasal dari aktivitas aktif manusia yang melakukan aktivitas produksi "dapat berupa output pembakaran mesin mesin produksi di pabrik pabrik, pembakaran di kendaraan bermotor yang digunakan untuk sarana transportasi", dan lain sebagainya..

Manusia harusnya sadar diri, bahwa dirinyalah yang paling bertanggung-jawab terhadap baik buruknya keberlangsungan ekosistem lingkungan hidup di bumi, faktor perilaku manusia menjadi variabel determinan utama.. Perilaku manusia yang tidak sanggup menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan dan kapasitas produksi manusia yang melampaui kemampuan alami lingkungan untuk merecovery dirinya, maka disanalah akan muncul masalah lingkungan yang dapat membahayakan manusia itu sendiri..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline