Jakarta dengan segala hiruk pikuknya seakan tak pernah mati. Siang malam kadang lewat tengah malampun, semua warganya enjoy menikmati kegalauan mereka dalam nyata. Tidak ada yang mudah di jakarta ini. Perlu ketangguhan diri dan mental berani untuk menaklukan kota ini. Tinggal di pinggiran bintaro, menjadi pilihan bijak ditengah tingginya harga properti di pusat kota. Selain karena sudah cukup menimba ilmu di sekolah kawasan itu, menjadi alasan yang logis. Sudah hampir empat tahun melahap kerasnya aspal jakarta. Rute Bintaro Blok M rutin kunikmati setiap hari. Pagi ketika sang mentari mulai menyingsing dan sore tatkala senja mulai redup menghilang. Selama itu, sudah dua kendaraan ku pakai selama ini. Ya, sepeda motor. Motor hasil pinjam orang tua dan motor hasil beli setelah bekerja. Setelah mampu beli sepeda motor, maka motor pinjaman segera ku kembalikan ke orang tua. Terimakasih Bapak. Terimakasih Ibuk atas pinjaman motornya. Di Jakarta aku tinggal sendiri. Anak istri tidak ku bawa ke Jakarta. Banyak yang bertanya kenapa tidak di bawa ke Jakarta saja? Pernah ini ku pertimbangkan. Ku bawa anak istriku ikut ke Jakarta, tapi ayal permohonan pindahnya tidak disetujui. Dan kami putuskan untuk ber-homebase di kota Atlas Semarang. Menjadi bujang lokal yang tiap pagi harus beraktivitas di jakarta tidaklah mudah. Dua Dapur harus tetap mengepul. Meski disini sering aku memasak sendiri untuk lebih berhemat. Untuk dapat bertemu anak istri, minimal sebulan 2 atau 3 kali aku wajib pulang ke semarang. Rasa rindu dan sayang ke keluarga melebihi rupiah yang harus ku keluarkan untuk beli tiket. Selama hampir dua tahun ini sudah ku tekuni pulang pergi Jakarta Semarang. Istilah yang populer di kalangan kami adalah PJKA. Pulang Jumat Kembali Ahad. [caption id="attachment_263928" align="aligncenter" width="300" caption="Kumpulan tiket kereta ber-PJKA"][/caption] Jadwal kereta pukul 19.50 per tanggal 1 April 2013 (sebelumnya pukul 19.10), senja utama semarang berangkat. Dari kantor aku lepas pukul 17.00, tetapi biasanya baru jam setengah enam aku meninggalkan kantor. Mengendari kuda besi merahku, ku pacu menyusuri jalanan sudirman tamrin menuju stasiun Pasar Senen. Mudah??? Sungguh penuh perjuangan. Terkadang macet dari Bundaran Senayan hingga Semanggi. Belum lagi disekitar Bundaran HI dan kawasan Tugu Tani. Kemacetan tiap sore hampir terjadi apalagi akhir pekan. Disini aku berpacu dengan waktu. Lengah sedikit, kereta akan meninggalkanku dan kesempatan bertemu keluarga pun sirna. Kunci semua itu adalah berdoa dan usaha. Usaha yang aku lakukan adalah selalu mempersiapkan motor dalam kondisi prima. Salah satu faktor keberhasilan ku adalah bahan bakar. Berapa lama sudah memakai bahan bakar dari shell??? Jujur. Jawabku belum lama ini. Tepatnya setelah kenaikan harga BBM Bersubsidi milik BUMN. Walhasil, dengan rentang harga yang tidak cukup besar pilihan tentunya beralih. Pertama beli adalah Shell Fuel Economy atau lebih dikenal dengan nama Shell Super. Namun, ketika ada perlombaan menulis ini seketika beralih memakai Shell V Power. Selain itu ada rekomendasi salah satu temen di ruangan yang telah memakai Shell V Power untuk kuda besinya. Terangnya motor jadi lebih enak di geber, tidak boros dan mesin awet. Penasaran, makanya beralihlah ke Shell V power. Seringkali ketika beli aku minta struknya. Namun hanya akhir-akhir ini saja yang terdokumentasi. Niatnya untuk bukti, kali aja bermanfaat sebagai nilai tambah. :D [caption id="attachment_263922" align="aligncenter" width="300" caption="Bukti Beli Vpower"]
[/caption] [caption id="attachment_263931" align="aligncenter" width="300" caption="Bukti Beli"]
[/caption] Dijelasan bahwa dengan pemakaian secara teratur, Shell V Power dapat meningkatkan kinerja mesin secara terus menerus serta memiliki kekuatan pembersih yang dahsyat. Ini jelas membantu memperbarui mesin yang kotor akibat pemakaian bahan bakar yang mengandung timbal sebelumnya dan juga menjaga mesin yang bersih tetap dalam kondisi prima untuk membantu mencapai tujuan yang optimal. Hal ini tidak berlaku untuk jenis kendaraan tertentu saja. Semua kendaraan sama!!! Shell V Power tidak membeda-bedakan kualitas. Seandainya race Formula 1 digelar di Indonesia pun, tim ferari tidak akan kesulitan mengisi bahan bakar untuk jet daratnya. Karena sesungguhnya Shell V Power yang dijual di SPBU Shell serupa dengan yang dipakai oleh bahan bakar balap Formula 1. Hehehe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H