Lihat ke Halaman Asli

Jokowi Boneka Megawati?

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bagaimana pendapat anda ketika mendengar bahwa Joko Widodo atau yang kerap disapa dengan Jokowi Gubernur DKI Jakartamendapatkan mandat menjadi Calon Wakil Presiden dari ketua umum Partai PDI Perjuangan Megawati Sukarno Putri ? tentu heran bukan dengan pernyataan Jokowi beberapa waktu yang lalu tentang kebelum siapan Jokowi jika di calonkan sebagai Presiden lalu kenapa beberapa hari yang lalu ketika ia di beri mandat oleh Megawati menyatakan siap? Apakah karena sekarang Jokowi sudah banyak dikenal oleh public dan terkenal karena “blusukan” nya yang ke plosok-plosokdaerah dan wilayah? Saya rasa itu ada unsur pencitraan. Ya pencitraan.

Dari serentetan pertanyaan diatasapakah pendapat kita mengenai pro dan kontra mengani pencalonan Jokowi dalam Pilpres April mendatang? Tentu ada yang pro dan tentu juga ada yang kontra dengan berita mengejutkan bahwa jokowi akan mencalonkan diri sebagai calon presiden RI. Yang pro ada yang berpikiran bahwa Jokowi akan menjadi satria piningit yang dibawa oleh PDI Perjuangan. Dan karena salah satu factor yaitu bahwa Jokowi sejak memulai karir dari nol adalah dari PDI Perjuangan jadi kemungkinan kecil jokowo akan di jegal oleh megawati itu sangat minim dan karena ayah Jokowi dulu adalah seorang kader atau partisiapan dari partai PDI Perjuangan. Kecuali kalau dulu jokowiberasal dari lain partai dan kemudian ia masuk ke PDI Perjuangan maka ada kemungkinan setelah ia menjabat sebagai Presiden akan di jegal oleh Megawati dan Puan Maharani lah yang menggatikan Jokowi

Di samping ada yang pro dengan Jokowi maka ada pula yang kontra akan pencalonan Jokowi sebagai calon presiden di Republik ini. Ada yang beranggapan bahwa Jokowi yang bilamana nantinya menjadi Presiden di Republik ini akan di jegal di tengan jalan oleh Megawati dan sepertinya Jokowi ini hanya di jadikan boneka atau alat dari Megawati untuk memenangkan Pilpres April mendatang dan mencari nama untuk PDI Perjuangan semata. Bagaimana tidak sejak dahulu kita tau bahwa PDI Perjuangan adalah partai tradisional yang seperti kita tau adalah partai turun temurun dari Pak Karno yang dulu namanya adalah PNI kemudian oleh megawati digantinama menjadi PDI Perjuangan akan rela kehilangan tradisi mereka sejak turun temurun? Yang dari Pak Karno turun ke Megawati kemudian sekarang setelah Megawati akan di gantikan oleh Jokowi? Masuk akal kah? Sepertinya tidak. Seperti yang kita tau bahwa Jokowi akan nyapres dengan cawapres adalah Puan Maharani. Sebuah pertanyaan timbul disini, mengapa calon wakil presidennya adalah Puan ? mengapa PDI tidak berkoalisi dengan partai yang lainnya? Nah disini letak dari masalahnya. Ada kemungkinan nanti bilamana Jokowi terpilih menjadi Presiden di tengah jalan akan di jegal Megawati atau di hentikan jalannya dnegan cara apa entahlah kita semua tidak tau. Dan bilamana Jokowi ada masalah di tengh jalan dan harus berhenti dengan jabatannya menjadi Presiden sesuai dengan peraturan bahwa bilamana preisden bermasalah akan di gantikan dengan wakilnya yaitu Puan Maharani. Itu sebabnya PDI Perjuangan tidak mau atau tidak ingin berkoalisi dengna partai lainnya. Untuk mempertahankan tradisi yang turun temurun mengapa tidak?

Ini hanyalah sebuah opini belaka. Tentu di negara yang demokratis ini akan di bebadskan pula berpendapat hati sesuai hati mereka bukan ?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline