Pada tulisan kali ini, saya akan memaparkan perspektif Interaksionisme Simbolik milik George Herbert Mead. Perspektif ini sebetulnya juga dikembangkan oleh tokoh lain, selain G.H Mead, yaitu Erving Goffman.
Sebelum kita membahas mengenai buah pikiran G.H Mead, mari kita bahas mengenai prinsip dasar dari perspektif ini. Para tokoh yang mendalami perspektif ini menyatakan bahwa manusia dibekali kemampuan berpikir yang dibentuk oleh interaksi sosial. Hal ini disebabkan adanya simbol dan makna yang disalurkan melalui proses ini.
Setelah memperoleh simbol dan makna, seorang individu akan mampu mengubah penafsiran akan kedua hal tersebut sesuai dengan situasi yang sedang berlangsung.
Melalui beragam simbol dan makna ini jugalah, kemudian seorang individu mampu mengambil tindakan khusus. Kemudian jika seorang individu dengan individu lain memiliki persamaan atas simbol dan makna, dua hal tersebut akan menjadi tindakan kolektif, kemudian individu-individu tersebut akan membentuk kelompok sosial atau masyarakat.
Akar utama dari perspektif ini ialah Filsafat Pragmatisme dan Behaviorisme Psikologis, yang dalam Filsafat Pragmatisme disebutkan bahwa realitas diciptakan secara aktif dengan tindakan dalam dunia nyata, artinya seluruh hal yang dianggap nyata hanya hal-hal yang mampu dijangkau oleh indra penglihatan manusia saja.
Begitu pula dengan ingatan dan pengetahuan, kedua hal ini akan terus digunakan manusia sepanjang hidupnya apabila telah terbukti berguna bagi kehidupan saja. Kemudian para ahli dalam bidang ini juga melihat bahwa manusia akan mendefinisikan objek sosial hanya berdasar pada fungsi dan kegunaannya.
Terakhir, dalam filsafat ini pemahaman atas individu pun didasarkan atas perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Beranjak dari Filsafat Pragmatisme, perspektif interaksionisme simbolik juga disandarkan pada pemahaman behaviorisme psikologis yang berasumsi bahwa perilaku manusia tidaklah sama dengan perilaku hewan, sebab perilaku manusia didasarkan atas proses mentalnya, sehingga manusia merupakan aktor yang kreatif. Oleh karena itulah, manusia membutuhkan pengetahuan yang terus berkembang.
Tokoh bernama George Herbert Mead ini lahir di South Hadley, Massachusetts pada 27 Februari 1863. Ayahnya merupakan salah seorang profesor di Universitas Oberlin. Mead meraih gelar sarjananya di universitas yang sama pada 1883 dan melanjutkan pekerjaan dengan beberapa profesi seperti guru di tingkat SMP, surveyor perusahaan kereta api, dan pengajar privat.
Mead mengambil kuliah pascasarjananya di Universitas Harvard pada 1887, Mead juga mengambil kuliah di universitas lain seperti Leipzig, dan Berlin. Namun, ia tidak pernah memperoleh gelar S-2nya karena pada 1891 Mead ditawari sebagai pengajar di Universitas Michigan dan atas undangan John Dewey, pada 1894 ia pindah ke Universitas Chicago dan menghabiskan kariernya di universitas tersebut.
Meski Mead tak pernah memperoleh gelar pascasarjananya, melalui penuturan salah seorang mahasiswanya, Mead digambarkan sebagai pengajar menyenangkan dengan gaya mengajarnya yang lebih banyak memaparkan bahan perkuliahan dibanding menuliskannya di papan tulis. Mead menjadi tokoh sentral dalam perspektif interaksionisme simbolik (Mahzab Chicago) berkat sumbangsihnya melalui karya yang berjudul Mind, Self, and Society.