[caption caption="plastik kresek berbayar "][/caption]Di Bandung beberapa minggu belakangan ini, setiap toko, supermarket dihimbau untuk turut aktif bekerjasama untuk menerapkan ketentuan pemerintah kota baru mengenai kantong plastik (kresek) berbayar. Tanpa perlu mengupas aturan siapa, atau mengacu ke dasar hukum yang mana, tapi kita tau bahwa tujuannya tentu positif, mengurangi sampah plastik di kota Bandung.
Saya 100% setuju dengan langkah baik ini. Saya termasuk orang yang mulai khawatir akan kerusakan bumi, tertutupnya sejumlah mata air, udara penuh racun, air yang kian surut, hutan yang kian gundul, laut yang penuh sampah dan berbagai calon bencana yang akan datang di dunia kita, mulai sekarang dan nanti, apa jadinya kehidupan anak cucu kita nanti. Betapa akan sulitnya kehidupan mereka kelak.
Masalah sampah plastik memang salah satu yang perlu kita pikirkan sejak sekarang. bahkan harusnya sejak dulu. Tapi kepedulian bangsa kita akan hal ini memang sulit, apalagi tanpa campur tangan pemerintah dalam mewujudkannya, rasanya mustahil dilakukan.
Yang saya ingin bahas disini, adalah seberapa efektif pengurangan jumlah kresek dibanding dengan ketentuan yang dibuat. Sekedar pemikiran saya yang sederhana saja, bahwa kantong plastik dihargai rp. 200 / lembar. Bahkan warung rokok pun sekarang ikutan menghargai kresek yg mereka keluarkan untuk konsumen. Bagus memang, setidaknya sehelai plastik tidak lagi barang tak berharga. Tapi yang saya lihat sekarang mereka semua hanya melihat dari sisi bisnis semata. Ada keuntungan tambahan dari bisnis ini.
Oke, ada bisnis disana, saya juga nggak peduli, saya hanya ingin mengutarakan bahwa itu bukan solusi. Seharusnya bukan kresek yang dihargai Rp. 200,- tapi seharusnya plastik kresek nggak lagi disediakan di setiap toko, warung dan supermarket. Tapi seharusnya masyarakat digiring paksa untuk membawa kantong belanjaan.
Beberapa hypermarket besar sebenarnya sudah menerapkan ini. Seperti M*kro, *kea, mereka sudah menerapkan bahwa pengunjung harus membawa kantong belanja sendiri, atau mereka dipaksa untuk membeli kantong kain atau sejenisnya yang harganya cukup mahal untuk dibeli berulang kali. Menurut saya dengan cara ini penghematan plastik dapat terjadi.
Memang awalnya akan sulit, namun apabila semua orang, pelaku bisnis konsisten dalam menerapkan ini, saya rasa tujuan dari aturan ini bisa terlaksana. Coba aja lihat sekarang, bahkan supermarket pun tidak lagi menanyakan apakah pembeli akan keberatan kalo akan terkena charging Rp. 200 / kantong? nggak tuh... mereka nggak keberatan.
Dan itu nggak akan mengubah apapun...
Hanya, para pedagang, pebisnis mendapatkan keuntungan baru dari aturan ini,
Efektif? menurut saya tidak...