Lihat ke Halaman Asli

PPK Rengganis Robotic Club

Universitas Negeri Unesa

Sinergi Teknologi dan Sistem Hidroponik dalam HYFARM untuk Pertanian Berkelanjutan

Diperbarui: 2 Agustus 2024   01:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sistem Hidroponik. Sumber : Dokumentasi Pribadi

Pertanian hidroponik adalah sistem budidaya tanaman yang menggunakan air sebagai media tanam, bukan tanah. Dalam sistem ini, tanaman diberi nutrisi melalui larutan yang mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Pertanian hidroponik memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan metode pertanian konvensional yang menggunakan tanah. Salah satu keunggulan utamanya adalah efisiensi penggunaan air.

Sistem Hidroponik. Sumber : Dokumentasi Pribadi

Dalam sistem hidroponik, air dapat didaur-ulang dan digunakan kembali, sehingga hanya membutuhkan sekitar 10% air yang digunakan untuk tanaman di tanah. Hal ini menjadikan pertanian hidroponik jauh lebih hemat air dibandingkan metode konvensional.

Ilustrasi Implementasi HYFARM. Sumber : Dokumentasi Pribadi

Dalam upaya meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan keberlanjutan pertanian di Indonesia, konsep HYFARM (Hydroponics + Smart Farming) telah menjadi solusi inovatif yang diadopsi di berbagai daerah.  HYFARM merupakan sistem pertanian hidroponik yang cerdas yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian. Sistem ini mengombinasikan antara teknologi hidroponik, Internet of Things (IoT), dan kecerdasan buatan. Dengan menggunakan sensor-sensor yang tertanam di dalam sistem hidroponik, para petani dapat memonitor secara real-time kondisi lingkungan tumbuh tanaman seperti suhu, kelembaban, pH tanah, kadar hara, dan lain sebagainya. Seluruh data yang terkumpul kemudian dikirimkan ke pusat server melalui jaringan internet.

KIT HYFARM. Sumber : Dokumentasi Pribadi

Melalui penerapan IoT, sensor-sensor canggih dipasang di area pertanian untuk memantau parameter-parameter penting, seperti suhu, PH, dan PPM. Data yang dikumpulkan oleh sensor-sensor ini dikirimkan ke aplikasi pintar yang terhubung, memungkinkan pemantauan dan pengendalian kondisi pertanian secara real-time. Melalui aplikasi ini, petani dapat mengontrol sistem secara remote dari mana saja dan kapan saja. Petani juga dapat melihat kondisi lingkungan tanaman secara real-time dan menganalisis pertumbuhannya. Apabila terdapat kondisi yang tidak normal, sistem dapat memberikan pemberitahuan otomatis dan saran tindakan.

Visualisasi Aplikasi. Sumber : Dokumentasi Pribadi

Faktor lain yang menjadikan HYFARM unggul ialah pemanfaatan kecerdasan buatan untuk memprediksi suhu dan kebutuhan nutrisi tanaman sehingga dapat mengoptimalkan produktivitas tanaman. Dengan adanya sistem pemantauan berbasis IoT, petani dapat memperoleh informasi yang akurat dan tepat waktu mengenai kondisi lingkungan pertanian mereka. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengambil keputusan yang lebih baik dalam mengelola tanaman, menyesuaikan pemberian air, nutrisi, dan tindakan pemeliharaan lainnya sesuai dengan kebutuhan tanaman. Selain itu, sistem ini juga dapat memberikan peringatan dini jika terjadi perubahan kondisi yang dapat mempengaruhi produktivitas tanaman, sehingga petani dapat segera mengambil tindakan korektif. Dengan demikian, penerapan HYFARM diharapkan dapat meningkatkan hasil pertanian secara berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline