Lihat ke Halaman Asli

PPK ORMAWA BEM FT

Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang

Gebrakan Tim PPK ORMAWA BEM FT UNNES Guna Optimalisasi SDA Kerang Hijau Tambakrejo Inovasi Olahan dan Peluang Pasar

Diperbarui: 1 September 2024   23:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tambakrejo (3/8)

Sinkronisasi pemahaman masyarakat akan kepemilikan sumber daya yang dimiliki dengan kebutuhan pasar dibutuhkan untuk melihat peluang usaha yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan paham akan pengambilan langkah pengolahan agar tepat sasaran. Peluang usaha digambarkan sebagai adanya market sasaran dari hasil pengolahan sumberdaya. Kebutuhan market tersebut dijadikan signal optimalisasi dan inovasi yang pelu dikembangkan.

Sejalan dengan hal tersebut Tim PPK Ormawa BEM FT UNNES menyediakan fasilitas sosialisasi dengan tema "Sosialisasi Pengoptimalan Budidaya Sumber Daya Alam Tambakrejo Guna menuju Desa Maritim yang Unggul" yang berfokus pada pengolahan, peluang usaha dan pemasaran kerang hijau. (3/8)

Kegiatan sosisalisasi tersebut mengundang sosok yang berfokus pada sumberdaya laut, yaitu Seafood. Beliau merupakan lulusan Bachelor of Fisheries Diponegoro University yang sekarang berkecipung menjadi Co-Founder MLBI Seafood. Sosok tersebut adalah Adhi Nugroho, S.Pi. (3/8)

Selain itu, pihak kampus sebagai fasilitator dan masyarakat setempat mendukung dan menyambut hangat program tersebut. Bapak Sonika Maulana, S.Pd., M.Eng. selaku Pembina Tim PPK Ormawa, Pak Juraimi selaku ketua, Pak Zazed selaku Sekretaris CAMAR juga turut hadir.

Sosialisasi dilakukan secara dua arah sebagai wujud kepedulian sesama untuk dipecahkan solusinya. Narasumber memberikan gambaran kebutuhan pasar kerang hijau di lapangan dengan fokus kualitas dan kuantitas kebutuhan kerang hijau konsumen. Dari segi kualitas, konsumen meminta kerang hijau yang bertekstur kenyal serta terhindar dari merkuri sedangkan dari segi kuantitas, biasanya konsumen meminta kerang hijau dengan jumlah tertentu untuk diproduksi dalam waktu tertentu.

Dari pernyataan diatas, Masyarakat menyampaikan keresahan akan budidaya kerang hijau di Tambakrejo yang notabenenya dekat dengan kegiatan industri yang menyebabkan kualitas kerang hijau setempat memiliki stigma tidak lebih baik dengan tempat budidaya lainnya di pasaran.

Adapun Solusi dari stigma yang kurang baik tersebut didiskusikan dengan mengambil study case budidaya kerang hijau di tempat yang memiliki kualitas cukup baik di pasaran. Narasumber menyampaikan beberapa anulir solusi untuk menjawab keresahan tersebut, diantaranya :

  • Budidaya sebaiknya dilakukan dekat dengan daerah mangrove untuk memberantas virus yang merusak kualitas kerang hijau yang berasal dari kegiatan industri.
  • Bibit kerang hijau dipindahkan menuju tambak yang lokasinya 200 m dari muara (payau)
  • Pengalihan fokus pemasaran kerang hijau dengan memanfaatkan pengolahan cangkang kerang untuk dipasarkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline