Lihat ke Halaman Asli

PPKO BEM FATETA IPB 2024

BEM FATETA IPB UNIVERSITY

PPK Ormawa BEM FATETA IPB Kenalkan Pertanian Metode SRI, Budidaya Padi Hemat Air dan Rendah Emisi

Diperbarui: 8 Agustus 2023   12:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Tim Media PPKO BEM FATETA 2023

Saat ini, salah satu kontributor terhadap emisi gas rumah kaca yakni berasal dari sektor pertanian. Penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang berlebih turut menjadi salah satu faktor penyebab penurunan kualitas lingkungan. Sehingga, sektor pertanian diharuskan melakukan tindakan adaptasi dan mitigasi terhadap kondisi krisis iklim dalam mempertahankan produktivitas pertanian.

Menghadapi tantangan tersebut, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (BEM Fateta) IPB University mengadakan penyuluhan program pertanian organik melalui penanaman padi dengan metode SRI (System of Rice Intensification) pada Jumat (4/08). Kegiatan ini dilaksanakan di Balai Desa Cibitung Tengah, Kecamatan Tenjolaya, Bogor, Jawa Barat. 

Wahab Chayyi selaku ketua tim menjelaskan bahwa program ini dinamakan GENTARI (Gerakan Menuju Pertanian SRI) dengan menggaet gabungan kelompok tani Desa Cibitung Tengah sebagai sasaran. Dengan terlaksananya program ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian desa tanpa menurunkan kualitas iklim. 

Kegiatan penyuluhan ini dihadiri oleh Hadiwijaya selaku Kepala Dusun 1 Desa Cibitung Tengah, Pengurus RT/RW, gabungan kelompok tani, pengurus KRL (Kampung Ramah Lingkungan), serta perwakilan masyarakat setempat. Selain itu, kegiatan ini juga dihadiri oleh Dr. Ir. Chusnul Arif, S.TP, M.Si selaku dosen sekaligus ahli metode SRI, dan Ketua BEM FATETA yang diwakili oleh M. Syamsul Fazry. 

"Saya mengucapkan terima kasih atas dipilihnya desa kami sebagai tempat terlaksananya kegiatan GENTARI. Kami sangat mengharapkan kedatangan mahasiswa-mahasiswi dari IPB, karena ini berkaitan dengan pertanian. Desa Cibitung Tengah masih kurang petani, padahal beras merupakan makanan pokok. Adanya program ini diharapkan dapat memberikan ilmu  pengetahuan mengenai cara bertanam padi yang benar. Pertanian itu penting dan  mudah-mudahan pertanian di Indonesia selalu subur," ujar Hadiwijaya dalam sambutannya.

Sumber: Tim Media PPKO BEM FATETA 2023

Dalam pemaparannya, Chusnul menjelaskan penanaman padi secara konvensional menghasilkan emisi yang cukup tinggi yang ditandai dengan meningkatnya suhu. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan emisi tanpa mengurangi produktivitas padi yaitu dengan menggunakan metode SRI. 

"Kelebihan dari metode ini adalah penggunaan benih lebih sedikit dan dapat meningkatkan jumlah produksi sebesar 78 persen. Penghematan air juga bisa sampai 40 persen dan karena kondisinya lebih kering, sehingga gas metan atau emisinya dapat dikurangi," ujarnya. 

Chusnul menyebut ada enam prinsip dalam penerapan metode SRI. Pertama, benihnya muda sehingga hanya membutuhkan 7-14 hari dan dapat memotong waktu semai. Kedua, padi ditanam dengan jarak agak lebar untuk memberi ruang tanaman dan anakan untuk tumbuh. Ketiga, satu lubang ditanami satu tanaman. Keempat, sistem irigasi lebih efektif dengan metode intermiten atau berselang. Kelima, penyiangan intensif untuk mengurangi gulma sekaligus meningkatkan aerasi tanaman. Keenam, menggunakan pupuk organik dan MOL (Mikroorganisme Lokal) untuk menghasilkan produk lebih sehat.

"Dalam penerapan metode SRI ini butuh tenaga kerja yang lebih banyak karena harus sering melakukan penyiangan," ujarnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline