Lihat ke Halaman Asli

PPKO BEM FMIPA 2023

Kelompok Mahasiswa FMIPA UNY

Workshop Agroforestri dan Biopori di Desa Grogol oleh TIM PPKO BEM FMIPA UNY

Diperbarui: 20 Agustus 2023   01:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Sabtu, 12 Agustus 2023 pukul 12.30 WIB sampai 15.00 WIB Tim PPKO BEM FMIPA UNY 2023 menyelenggarakan Pelatihan Agroforestri dan Biopori di Balai Desa Grogol, Paliyan, Gunungkidul. Pelatihan Agroforestri dan Biopori dihadiri oleh jajaran perangkat Desa Grogol, Kepala Dukuh se-Desa Grogol, serta perwakilan Kelompok Tani Ternak (KTT) Desa Grogol dengan total partisipan 35 orang. 

Pelatihan Agroforestri dan Biopori ini memaparkan materi tentang kondisi lahan dan iklim di Grogol Paliyan yang disampaikan oleh I. Suparto, S.St. selaku perwakilan BPP Paliyan "Karakteristik iklim dan tanah cukup cocok untuk membudidayakan tanaman alpukat  tapi tetap diperlukan pendampingan apalagi di bulan yang curah hujannya rendah karena karakteristik tanah di lahan paliyan ini dari batu kapur".

Pengertian sistem agroforestri, tantangan dan solusi dalam penanaman alpukat yang disampaikan oleh Nur Aeni Ariyanti, SP., MP., M.Agr., Ph.D selaku Dosen Departemen Biologi UNY, beliau menyampaikan dalam rangka pengelolaan lahan dengan mengoptimalkan pemanfaatan ruang tumbuh dan meningkatkan produktivitas lahan, diperlukan sumber daya manusia yang terampil yang responsif dalam teknik agroforestri. Interaksi antara narasumber dengan peserta kegiatan berlangsung dengan interaktif, warga memberikan alasan mengapa belum menerapkan metode agroforestri di lahan yang mereka miliki, "Takut hama akan menyebar sehingga jarang ada penanaman tumbuhan secara bersamaan di dalam satu lahan" tutur Mujiran. 

Warga Siap Menerapkan Metode Agroforestri 

Winarto selaku subkabag .... menanyakan kesiapan warga untuk menerapkan materi yang sudah disampaikan narasumber. Warga menanggapi dengan baik serta siap melaksanakan metode agroforestri di lahan mereka dengan tetap menerapkan ilmu "Titen". Sambutan baik serta kesiapan peserta kegiatan ini dapat menjadi motivasi untuk seluruh warga Desa Grogol agar dapat menerapkan metode agroforestri, dimana agroforestri dapat dijadikan sebagai salah satu program dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Metode agroforestri dengan dua tanaman atau lebih lebih menguntungkan dalam hal pemenuhan kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang. Dari segi ekonomi, masyarakat mengembangkan perkebunan kayu dengan tujuan utama menabung untuk masa depan. Sementara itu, dari segi lingkungan, agroforestri berperan penting dalam melindungi flora dan fauna, menjaga lingkungan dan mitigasi pemanasan global.  

Pengembangan Biopori di Lahan Warga Sebagai Upaya Adaptasi Perubahan Iklim 

Yoga sebagai salah satu mahasiswa yang tergabung dalam Tim PPKO BEM FMIPA UNY 2023 memiliki kesempatan khusus untuk mengedukasi serta belajar bersama warga kaitannya dengan lubang biopori yang dapat dibuat di sekitar rumah warga. "Lubang biopori sendiri memiliki manfaat lain selain untuk mengurangi genangan air bila musim hujan atau banjir, yakni menjadi cadangan air saat musim kemarau tiba" tutur Yoga. Setelah mahasiswa mendemokan cara pembuatan biopori, warga mencoba membuat lubang biopori menggunakan bor manual yang sudah disiapkan. Harapannya selain dapat sebagai bentuk adaptasi perubahan iklim, biopori ini dapat membantu warga juga untuk membuat kompos alami dari sampah-sampah organik. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline