Lihat ke Halaman Asli

Makanan Sehat untuk Anak Bangsa: Kreativitas Gizi Tawangsari Kuliner Craft

Diperbarui: 5 November 2024   09:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

PPK Ormawa BEM FMIPA UM 2024

Kegiatan Tawangsari Kuliner Craft sukses dilaksanakan pada hari Selasa, 15 Oktober 2024 dengan mengundang para ibu rumah tangga, ahli gizi, dan masyarakat setempat untuk bersama-sama mengeksplorasi kreasi produk olahan pangan berkualitas tinggi secara gizi. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan cara pengolahan bahan-bahan sederhana menjadi produk makanan sehat dan bernutrisi tinggi. Dengan memanfaatkan bahan-bahan yang mudah dijumpai di lingkungan sekitar, peserta diajak untuk menciptakan inovasi kuliner yang ramah gizi dan tinggi nutrisi.

PPK Ormawa BEM FMIPA UM 2024

Kegiatan dimulai pada pukul 14.00 WIB yang bertempat di Desa Tawangsari. Selama kegiatan berlangsung, ibu-ibu Desa Tawangsari turut berpartisipasi secara aktif untuk membuat makanan yang didemonstrasikan oleh pemateri. Beberapa produk makanan dan minuman yang dihasilkan yaitu Burger Anti Stunting (Bunting), yang memanfaatkan bahan utama berupa kentang, ayam, dan ikan lele. Produk lainnya yaitu Ekado Ayam dan Udang (Kado Ayu), dan  Minuman Anti Stunting (Minting), yang memanfaatkan air kelapa, jeruk, dan bunga telang. Menu makanan dan minuman tersebut dapat dijadikan sebagai alternatif camilan yang sehat untuk anak-anak. Selain itu, peserta juga diajarkan tentang pentingnya gizi seimbang dan cara memilih bahan-bahan lokal yang berkualitas untuk diolah menjadi makanan yang menyehatkan.

PPK Ormawa BEM FMIPA UM 2024

Kegiatan ini mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat. Peserta yang hadir berjumlah lebih dari 30 orang, dengan sebagian besar merupakan ibu rumah tangga yang sangat antusias menyimak pemaparan dan demonstrasi dari pemateri. Para peserta tertarik untuk menerapkan resep yang diberikan dalam bentuk leaflet, terutama dengan harapan agar anak-anak mereka terhindar dari risiko stunting. Berbagai masukan dan pertanyaan diajukan peserta, khususnya terkait cara mengoptimalkan bahan pangan lokal dalam hidangan keluarga sehari-hari. "Saya sangat tertarik dengan pemaparan dan demo menu masakan anti-stunting ini, terutama menu Burger," ucap salah satu peserta. "Bahan roti yang biasanya digunakan disubstitusi dengan telur, sehingga kandungan gizinya pun meningkat."

PPK Ormawa BEM FMIPA UM 2024

Para pemateri yang hadir, yaitu Ibu Sryany dan Ibu Harwiani juga memberikan wawasan penting tentang bagaimana memperkaya hidangan lokal dengan zat gizi utama yang diperlukan anak-anak dalam masa pertumbuhan. Dalam kegiatan ini, disampaikan pula pentingnya mengenali bahan lokal berkualitas tinggi yang dapat diolah menjadi makanan kaya gizi. Para peserta diberikan informasi mendalam tentang sumber protein hewani dan nabati yang terjangkau, seperti ikan lele dan kacang-kacangan, serta cara menyiasati bahan-bahan tersebut agar dapat diolah menjadi makanan yang lezat, bergizi, dan terjangkau. Penggunaan bunga telang sebagai bahan dasar minuman juga diperkenalkan dengan manfaatnya yang kaya akan antioksidan dan mudah diolah.

PPK Ormawa BEM FMIPA UM 2024

Kegiatan Tawangsari Kuliner Craft diakhiri dengan penyerahan piagam penghargaan oleh ketua pelaksana kepada kedua pemateri. Pemateri menyampaikan harapan, bahwa setelah terlaksananya kegiatan ini pengetahuan yang didapat oleh ibu-ibu dapat dijadikan modal dalam pengelolaan bahan pangan bergizi anti stunting.

PPK Ormawa BEM FMIPA UM 2024

Kegiatan Tawangsari Kuliner Craft diharapkan mampu menjadi langkah awal yang berkelanjutan dalam memberdayakan masyarakat Desa Tawangsari untuk lebih kreatif dan mandiri dalam mengolah pangan lokal. Selain meningkatkan kualitas gizi keluarga, diharapkan juga tercipta kesadaran yang lebih luas tentang pentingnya pemanfaatan bahan-bahan lokal, sehingga masyarakat mampu mendukung ketahanan pangan yang sehat, bernutrisi, dan lestari di masa mendatang. Selain itu, kegiatan ini diharapkan mampu menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap kebutuhan gizi keluarga serta mendukung peningkatan kesejahteraan gizi secara berkelanjutan.

Lebih lanjut, kegiatan ini diharapkan bukan hanya memperbaiki kesehatan keluarga, namun juga mampu mendongkrak ekonomi lokal. Ibu-ibu yang telah menguasai keterampilan ini diharapkan dapat memproduksi camilan sehat untuk dijual, tidak hanya di desa mereka tetapi juga di luar Tawangsari. Dengan adanya peningkatan permintaan makanan sehat, ibu-ibu desa dapat memanfaatkan keterampilan baru ini sebagai peluang usaha untuk menunjang perekonomian keluarga mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline