Lihat ke Halaman Asli

Sepeda Lipat Adalah Masa Depan

Diperbarui: 18 Juni 2015   01:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Komunitas Pengguna Sepeda Lipat - Sebanyak 200 pengguna sepeda lipat dari berbagai daerah bersepeda melewati kawasan UGM, Yogyakarta, untuk menuju Candi Borobudur, Jawa Tengah, dalam rangkaian kegiatan Serangan Oemoem Sepeda Lipat di Jogja, Minggu (6/3/2011). Keunikan dan kepraktisan yang dimiliki sepeda lipat membuat penggunanya semakin meningkat dan membentuk berbagai komunitas di sejumlah daerah. (Kompas/Ferganata Indra Riatmoko)

[caption id="" align="aligncenter" width="620" caption="Komunitas Pengguna Sepeda Lipat - Sebanyak 200 pengguna sepeda lipat dari berbagai daerah bersepeda melewati kawasan UGM, Yogyakarta, untuk menuju Candi Borobudur, Jawa Tengah, dalam rangkaian kegiatan Serangan Oemoem Sepeda Lipat di Jogja, Minggu (6/3/2011). Keunikan dan kepraktisan yang dimiliki sepeda lipat membuat penggunanya semakin meningkat dan membentuk berbagai komunitas di sejumlah daerah. (Kompas/Ferganata Indra Riatmoko)"][/caption]

Skenario urban 1: BBM pasti naik harganya. Transportasi publik belum nyaman. Ada yang terbakar atau malah patah jadi dua. Skenario urban 2: Mau ikut parkir bareng tiap pagi dan sore di jalanan? Capek jiwa raga dan menghabiskan waktu. Masa depan transportasi tersedia di depan mata lohhh...

Sore sesudah kerja-kerja kantor selesai, ritual saya adalah DANDAN. Tentu saja untuk bersepeda ria ke rumah. Kata DANDAN merujuk ke persiapan yang saya lakukan. Sepedaku, Myou, kukeluarkan dari ruangan, kubuka lipatannya. Seli siap, saya ganti seragam tempur: celana pendek dan jersey.

Setelah baju rapi digulung masuk tas, laptop nangkring di punggung dan semua peralatan keamanan siap sedia Myou mulai kugowes.

Ada sebuah sensasi kegembiraan yang menggelitik tiap Myou kubuka. Sebuah antusiasme kegembiraan dan ketelitian. Dari meluruskan frame, menarik seat post hingga menegakkan handle bar. Apalagi dalam perjalanan pulang ke rumah. Tiap-tiap kulewati jalur BLUSUKAN yang terdiri dari gang-gang di perkampungan urban, anak-anak selalu gembira. Mereka tertarik dengan Myou dan aneka kerlap-kerlip lampu yang kupasang.

Masa Depan

Sepeda lipat adalah masa depan yang mewujud. Kita bisa bersepeda dari Jakarta ke Stadion Old Trafford di Manchester di Brittania Raya dengan gunakan sepeda lipat. Gak percaya? Ini ilustrasinya: setelah tiket pesawat didapat, maka menuju ke Bandara Soetta dilakukan dengan cara menggowes. Sampai di situ, sepeda dilipat, boarding dan tinggal tunggu jadwal penerbangan kita ke London.

Sepeda lipat bersinonim dengan MODERN. Bila kata “modern” berarti pesatnya perkembangan teknologi komunikasi yang intinya adalah KEMAMPUAN DALAM SIMPLISITAS maka sepeda lipat adalah salah satunya. Perbandingannya dengan makin kecilnya ponsel pintar dan netbooks dan mini blogs dengan 140 karakter.

Jadi sepeda lipat, ponsel pintar, netbooks dan tweeter adalah salah satu penanda jaman. Tulis saja JAMAN MINI. Dimensi alat-alat pendukung kegiatan manusia rata-rata kecil tapi punya kemampuan hebat. Lalu timbullah ide ini, mungkinkah sebuah sepeda dilipat jadi sebesar Personal Computer? Handle bar dan roda didekonstruksi hingga mencapai bentuk minimum yang maksimal.

Sekarang ini, semua jenis sepeda dari MTB, sepeda balap, hingga sepeda listrik semuanya bisa dilipat. Keuntungannya adalah sepeda lipat tak butuh ruang yang luas. Dalam posisi terlipat, bisa ditaruh di bawah meja kerja. Mirip kucing yang sedang tidur. Mereka juga nyaman ditaruh di bawah meja restoran sehingga kita tak perlu meninggalkannya dalam keadaan terkunci di tempat parkir khusus sepeda.

Saya pernah pulang telat hingga tengah malam. Karena merasa tak aman sepanjang perjalanan maka kupesan taksi. Myou mudah diselipkan dalam bagasi tanpa harus lepas kedua rodanya. Mudah, cepat, dan aman.

Keuntungan Lain

Karena handle bar dan seat post begitu gampang untuk disesuaikan, Myou bisa digowes oleh berbagai tingkat umur dengan tinggi badan yang berbeda. Pernah seorang klien dari Belanda tertarik untuk mencoba. Setelah semuanya sesuai dengan tinggi badannya yang tinggi, Myu dipakai keliling kantor. Dari gudang hingga parkir mobil. Klienku sumringah.

Lainnya waktu ada pejabat lokal yang berkunjung. Dia juga tertarik untuk mencoba. Kali ini Myou dikendarai seorang lelaki DEKI. Ukurannya berbeda dengan Tuan Rheyn. Pejabat itu tak perlu settingan yang tinggi. Ternyata dia juga puas setelah mencoba seliku dan berniat membeli sebuah sepeda lipat.

Sepeda lipat memang bersahabat dengan semua orang. Bisa membuat semua orang, dari segala umur dan berbeda ketinggian badanbahagia. Bentuk frame-nya yang rendah memungkinkan semua orang dengan aneka pakaian dan sepatu untuk menggowesnya.

Pernah melakukan FOLDING TRAVEL? Atau pernah dengar kata FOLDING TRAVEL? Artinya adalah berkelana dengan membawa sepeda lipat. Saya pernah melakukannya dan saat ini seperti candu. Ingin terus mengulangnya. Tempat pertama yang saya kunjungi adalah Belitung. Selama 1 minggu, dengan sepeda lipat, saya telisiki dan saya jelajahi Pulau Belitung mulai dari Barat, Utara, Timur, Selatan lalu kembali lagi ke Barat.

Melakukan FOLDING TRAVEL penuh dengan segala kemungkinan dan kejutan. Selama ini FOLDING TRAVEL terbaik yang pernah saya lakukan adalah berpindah-pindah dengan gunakan aneka moda transpotasi. Dari pesawat, bis AKAP, kereta api sampai taksi.

Aksi... Aksi... Aksi.

Dengan naiknya BBM dan transportasi publik yang masih belum baik, maka sepeda lipat adalah alternatif moda transportasi. Kenapa? Karena masalah tak bisa diselesaikan dengan KELUHAN. “Tak perlu sedu sedan itu” kata penyair Chairil Anwar.

Saya merasa semua kesah keluh tentang naiknya harga BBM, semua sedan sedu tentang kemacetan tidak ada artinya. Malah hanya melemahkan manusia yang mau menjadi lemah. Impuls-impuls kehidupan tak sepenuhnya diam. Ketika di tengah kemacetan, ada 3 perasaan yangmelingkari diri kita. Yang pertama rasa keterasingan, yang kedua rasa kesepian dan yang terakhir rasa gelisah. Ketiga perasaan itu tampak saling jalin-menjalin satu sama lainnya.

Pesepeda adalah INISIATOR, INOVATOR dan MOTIVATOR. Sedikitnya bagi diri sendiri. Kata INISIATOR sinonimnya adalah kepeloporan. Dia berkaitan kuat dengan AKSI NYATA. Sementara INOVATOR berkait erat dengan kinerja diri sendiri dan perusahaan. Ilustrasi kata INOVATOR adalah sebagai berikut: karena ber B2W dan B2H maka kesehatan jadi prima. Tentu saja kinerja pesepeda jadi naik. Ide-ide kreatif demi perkembangan diri dan organisasi lancar tercetus. Akibatnya perusahaan bisa lebih cepat mencapai target-targetnya. Lainnya adalah minimnya biaya klaim asuransi kesehatan.

Kata terakhir adalah MOTIVATOR . Kata dasarnya adalah MOTIVASI. Naiknya BBM membuat pilihan bersepeda jadi sangat logis. Tujuan utamanya tentu saja penghematan. Biaya pembelian BBM, ongkos transportasi hingga biaya parkir bisa dihemat. Bonusnya berupa kesehatan dan kebugaran tubuh.

Kalo MOTIVASI pribadiku adalahhhhhh...penghematan dilakukan supaya tetep bisalakukan FOLDING TRAVEL dan BELI SEPEDA BARU....(pour)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline