Lihat ke Halaman Asli

Titik

Diperbarui: 24 Juni 2015   19:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

pada mulanya hanya titik yang sendiri,
berjalan melewati tanda baca yang berlainan bentuk,
timbul dan tenggelam seolah tidak pernah dianggap ada,
pada ketiadaanya hanya bingung yang mengada,

"sebegitu pentingnyakah aku?" pikirnya pada suatu masa


tak berani lagi ia bertanya,
sampai suatu ketika ia mengalami suatu hal yang membuatnya menjadi lupa,
lupa akan tugasnya dan siapa dirinya,
ketika terlahir di bumi yang diciptakan untuk manusia,
tak ada yang bisa ia ucapkan atau pikirkan selain menemani pikiran manusia,
meraba-raba dalam lembar kosong yang dilupakan pemiliknya,
merasa tak berguna ketika ia berkaca di alam yang tak dikenalnya, sedikitpun

"oh siapakah aku ini?"
"mengapa aku ada di tempat yang asing yang dipenuhi oleh jiwa-jiwa yang rakus dan haus"
"darimana aku berasal, dan untuk apa aku dikirim ke sini?"
"pada siapa aku harus mengadu saat semuanya sibuk melanjutkan perjuangannya"
"apakah sebegitu gelapnya dunia yang kau ciptakan penuh warna ini?"


kali ini mulai banyak tanyanya pada ruang kosong yang meliputi kertas itu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline