Gambar:AP Suatu malam minggu yang tidak biasanya bagi warga Irlandia utara ,karenanya biasanya kota Belfasl begitu semarak dengan warganya hilir mudik dalam menikmati malam minggunya namun kemarin justeru terjadi kerusuhan antara komunitas Protestant Oranye Order dan aparat kepolisian yang menyebabkan 32 orang polisi mengalami luka-luka. Perseturuan antara Katolik dan Protestant di Irlandia Utara itu bukanlah hal yang baru karena sudah terjadi lebih dari dua abad lamamya ,yang sampai sekarangpun belum bisa dituntaskan oleh Kerajaan Inggris.Negara Irlandia itu sudah tercabik-cabik oleh kedua kelompok sehingga negara itu pun terepecah dua,Irlandia Utara berpusat di ibukota Belfalst dan Isrlandia selatan(Republik Irlandia) berpusat di ibukotanya Dublin. Kedua kelompok itu saling menyerang satu sama lainnya,sehingga aparat kepolisian Inggris memisahkan mereka dengan kawasan penyangga yang tidak bisa dilalui oleh kelompok manapun.Ketika mSabtu malam 13 Juli 2013 kelompok Protestant yang disebut juga sebagai"Oranye Order"hendak mengadakan pawai melalui wilayah Katolik di kota Belfast,karena dikhawatirkan akan menimbulkan konflik sehingga aparat kepolisian melarangnya. Terkait masalah itulah sehingga terjadi kerusuhan itu antara kelompok Oranye order dan pihak kepolisian yang menimbulkan korban luka-luka dipihak kepolisian sebanyak 32 orang dan dipihak perusuh juga terdapat anggota legislatif dan delapan lainnya mengalami luka-luka .Memang kelompok Oranye order setiap musim panas tiba mereka mengadakan parade yang melalui wilayah Katolik sebagai provokasi karena perbedaan politik dan juga agama mereka. Sementara protestant yang didukung oleh warga Inggris yang pro Irlandia Utara turut juga mengikuti parade tersebut sehingga menimbulkan kerusuhan dengan pihak kepolisian karena melarang mereka melalui kawasan Katolik yang menghendaki penyatuan Isrlandia.Bahkan sebagiannya bergabung dengan IRA(Irlandia Reguler Army) berjuang secara politik dan militer melawan Inggris ,untuk mewujudkan cita-cita mereka. Kerajaan Inggris memang belum berhasil menyelesaikan masalah tersebut sampai sekarang, karenanaya tidak mustahil kedepannya Inggris akan terpecah-pecahan menjadi beberapa negara merdeka dan berdaulat terlepada rejim monarchi di London. Kerajaan Inggris tidak hanya menghadap masalah Irlandia dan Irlandia utara itu,tetapi juga Skotlandia yang rencananya akan mengadakan referendum tahun 2014 dengan opsi kemerdekaan atau tetap bagaian dari Inggris.Begitu juga kawasan alaiannya,seperti Wales meskipun mereka terkesan kurang aktif namun hal itu bukannya mereka diam saja jika Skotlandia lepas dari Kerajaan Inggris.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H