Lihat ke Halaman Asli

Kopi Malaysia Rasa Indonesia

Diperbarui: 18 Juni 2015   09:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kopi Malaysia rasa Indonesia

Saya mendapat oleh-oleh kopi dari rekan Pak Syahril dan Kak Lisa dari Malaysia. Mereka warga Malaysia tetapi entah keturunan berapa ke atas berasal dari Indonesia. Pak Syahril dan kak Lisa merupakan rekan kita, sering ikut kegiatan mahasiswa Indonesia di kampung kecil Goettingen. Jika melihat hal ini, saya kadang bingung kenapa juga antara Indonesia-Malaysia sering ribut-ribut di media saling menjelekkan. Padahal kita sebangsa serumpun, saling tolong menolong dan tentu kita bersahabat. Batas-batas kenegaraan dan politik menghilang. Kopi yang saya peroleh merupakan produksi lokal Baling, Kedah dengan mengusung merk Cap Gantang. Membaca kata gantang jadi muncul samar-sama ingatan dari masa kecil pelajaran bahasa terdapat kata Bagai menggantang asap. Setelah cek kamus, gantang rupanya ukuran jaman dulu (lainnya di Indonesia ada sehasta, bau, sedepa dan beberapa daerah secara mengejutkan masih menggunakan ukuran tidak konvensional), kalau sekarang meter. Nah menggantang asap berarti mengukur menggunakan asap, which is impossible broo…. jadi peribahasa tersebut menunjukkan perbuatan yang sulit atau mustahil dikerjakan. Entah yang dimaksud Gantang dalam bahasa Malaysia, kadang bisa berarti beda.

Kopi Malaysia rasa Indonesia

Berdasarkan info dari situs berbahasa Malaysia, kopi ini merupakan racikan Mohamad Hasan Mohamed Rawther yang dimulai tahun 1990. Keunikan kopi ini menggunakan arang ketika proses roasting. Yang cukup mengejutkan, ternyata bahan baku sebagian berasal dari Indonesia. Hmmmm agak unik kopi Malaysia dengan kopi robusta Indonesia bahan bakunya. Kopi sudah dicampur dengan gula, mungkin ini alasan di kemasan ditulis kopi campuran. Setelah uji organoleptik, memang terasa rasa robustanya. Terasa seperti kopi tubruk di Indonesia. Tinggal tuang kopi sesuai selera ke dalam cangkir, seduh dengan air panas lalu bisa dinikmati. Kopi ini pas untuk dinikmati sore hari dengan ditambah pisang goreng, pasti maknyus. Kopi ini memang cocok untuk selera Indonesia dan malaysia, tetapi bukan untuk selera Eropa. Tidak masalah, setiap kopi mempunyai pangsa pasarnya sendiri. Kandungan rinci kopi gantang berdasarkan info dari situs berbahasa Malaysia sebagai berikut. Kandungannya per 10g: Energy 27 kcal, Karbohidrat 5.8 g, Protein kasar 0.4 g, Lemak 0.2 g, Gula Total 4.6 g. Dalam kadungan 350g terdiri dari 75% Biji kopi, Gula Pasir, Garam Majerin dan Bijan. Sepertinya yang lebih tepat bubuk kopi bukannya biji kopi. Ada yang tahu apakah Garam Marjerin dan Bijan? (Red: setelah googling, kemungkinan margarin kuning?) Kopi digiling halus sekali, refine powder sehingga memang cocoknya untuk kopi tubruk. Saya coba brew menggunakan mesin espresso, hasilnya sesuai dugaan mesin macet tidak mengeluarkan espresso. Kemasan terlihat rapi walaupun desain masih bisa ditingkatkan agar terkesan mewah. Desain yang ditampilkan sama seperti produk usaha kecil lainnya di Indonesia. Memang tidak bisa dibandingkan dengan kopi-kopi yang berada di rak swalayan. Bisa juga desain sederhana tersebut tetap bisa dipertahankan karena mempunyai ciri khasnya sendiri. Produksi lokal seperti ini perlu dibantu pemerintah setempat agar berkembang karena bisa menjadi ikon pariwisata atau ikon oleh-oleh daerah tersebut. Hmmmm siapa tahu suatu saat saya mendapat kesempatan bisa mencicipi kopi ini langsung di Kedah dan bisa berkunjung ke pabriknya langsung melihat proses produksi. Tentu akan menjadi pengalaman yang sangat menarik. Pembaca ada yang mau kasih saya tiket ke Kedah Malaysia?

Location: Göttingen, German

Time: May 2014




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline