Lihat ke Halaman Asli

Posma Siahaan

TERVERIFIKASI

Science and art

Cak Lontong dan Akbar Menjadi Tokoh Antagonis Pembenci Buku di Pementasan "Misteri Pembaca Terakhir"

Diperbarui: 2 September 2024   21:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Siapakah pembaca buku terakhir? Atau pertanyaan penting lainnya adalah di manakah toko buku terakhir?

Dalam pementasan teater "Pembaca Buku Terakhir" yang ditulis dan disutradarai Agus Noor yang lulusan sekolah seni di Yogyakarta pada tanggal 30-31 Agustus sampai 1 September 2024 di Taman Ismail Marzuki, Graha Bhakti Budaya, kegelisahan para pencinta literasi itu terungkap di sini.

Pementasan ini sebagai penutup dari rangkaian kegiatan Pesta Literasi Indonesia yang diadakan di TIM sejak 26 Agustus sampai 1 September 2024 yang berisi berbagai acara diskusi, pameran dan pertunjukan mengenai literasi.

Inti dari tujuan kegiatan tersebut adalah menggalakkan kembali semangat membaca buku konvensional yang mulai tergerus oleh adanya "e-book" atau membaca dari dunia maya. Agak susah memang mencerna ide ini di tengah semangat "paperless" yang digembar-gemborkan pencinta lingkungan dan serangan teknologi "gadget" atau malah "artificial Intelligence" yang memaksa kita memang berpikir praktis membawa satu device di genggaman yang mampu menyediakan jutaan buku di genggaman dibandingkan satu juta buku fisik di halaman rumah.


Tetapi tujuan pementasan ini sebenarnya tidaklah sepicik itu, tetapi untuk kembali menekankan pentingnya kembali mengoleksi buku yang kita sukai secara fisik dan membacanya serta merawatnya di perpustakaan untuk menghindari tutupnya berbagai toko buku dan percetakan yang ada, karena memang ada penggemarnya masing-masing antara yang suka "e-book" dan penyuka buku fisik dan jangan sampai diwajibkan semuanya dijadikan buku-buku dunia maya.


Dalam pementasan ini diceritakan lima sahabat, Karmila (diperankan Monita Tahaela), Alif (diperankan Danu Kusuma), Ronron (diperankan Ravil Prasetya), Bella (diperankan Ify Alissa) dan Lupus (diperankan Mahatva Zakie) berusaha mempertahankan toko buku mereka yaitu Toko "lima Kawan" yang merupakan toko buku terakhir yang sedang kesulitan operasional akibat dari berbagai masalah pinjaman, preman dan para pembenci buku yang dipimpin oleh Cak Lontong dan Akbar.

Singkatnya Ronron yang paling suka membaca dan berpuisi diculik lalu empat sahabat yang lain berusaha membebaskannya dan di sinilah terjadi berbagai petualangan seru yang kadang lucu terkadang teatrikal dan terkadang penuh haru, tapi jangan harap ada adegan ciuman, ya. Nggak ada. Yang ada banyak sindiran-sindiran halus atau agak keras ke penguasa atau ketimpangan sosial bahkan politik yang khas Agus Noor.


Akhir kisah tetap "happy ending", Ronron dan Bella yang juga diculik kemudian berhasil diselamatkan oleh tiga sahabatnya yang lain dibantu oleh para detektif, penari Srintil dan Jeng Yah serta mata-mata mereka yang ada di kelompok pembenci buku.


Kalau ini bukan pementasan teater, mungkin 1 jam pementasan selesai, hanya Cak Lontong dan Akbar berduet dialog sudah membuat orang terpingkal-pingkal dan "happy" tapi tanpa ada misi dan visi yang tersampaikan.

Namun Agus Noor mampu meramu kelucuan yang memutar-mutar balikkan logika (silogisme) ala Cak Lontong dengan seni teater murni yang penuh kata-kata atau lagu bermantra yang kaya pesan dan terkadang berasa-rasa mistis walau kadang juga agak bosan kalau bagian yang terlalu teatrikal kepanjangan karena saya jujur saja sukanya melihat komedi Cak Lontong- Akbar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline