Lihat ke Halaman Asli

Posma Siahaan

TERVERIFIKASI

Science and art

Konsumsi Obat Penurun Berat Badan Bisa Mengganggu Ginjal?

Diperbarui: 4 Desember 2023   07:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (ktsimage via KOMPAS.com)

"Turun berat badan belasan kilo dalam beberapa minggu, itu mengganggu ginjal atau tidak, Dok Pos?" tanya seorang teman lama di Kompasianival 25 November 2023.

Dia bertanya ini karena ada berita heboh seorang artis dapat menurunkan berat badan secara cepat dengan metode tertentu dalam waktu tidak sampai sebulan.

Dia yang sangat peduli kesehatan tetapi juga "rada gembul", seperti saya dan Guru Gembul, ingin mencoba tetapi sangat takut efek samping obat.

"Ya, belum tahu. Kita lihat saja 6 bulan atau 2 tahun ke depan apakah si artis itu mulai cuci darah atau tidak," jawabku.

"Oh, begitu, ya. Kalau begitu, tunggu dulu deh. Mengamati si artis dulu," katanya yang walaupun sedikit gemuk tapi tetap cantik dan belum tentu kalau dia tiba-tiba kurus masih cantik, apalagi kalau program turunkan berat badan ekstrimnya membuat menjadi kuning hepatitis atau cuci darah karena gagal ginjal.

Intinya, memang ada dua organ tubuh yang sangat menderita kalau kita mengkonsumsi obat-obat yang keras yang tidak aman untuk tubuh, yaitu hati dan ginjal.

Fungsi kedua organ ini adalah menetralisir kalau ada zat-zat berbahaya di tubuh yang dapat mengganggu organ-organ lain.

Pada ginjal, zat-zat berbahaya itu dinetralisir dan keluar di urin sehingga warna dan perubahan bentuk urin dapat terjadi kalau ada obat-obat aneh masuk ke badan dan pada hati dikeluarkan lewat feses dan mempengaruhi warna serta bentuk kotoran.

Seperti kata Guru Gembul, penelitian atau riset di Indonesia hanya dianggarkan 6 triliun setahun untuk semua institusi pemerintah, lalu bagaimana dengan riset di luar pemerintah?

Untuk mendapatkan suatu zat aktif obat yang efektif dan aman biasanya memerlukan riset yang panjang dan rumit. Ada penelitian zat aktifnya dulu, lalu uji coba secara diluar tubuh, uji coba binatang lalu uji coba pada manusia sehat dan terakhir uji coba pada pasien yang terindikasi dengan pola penelitian "double blind", dan setelah itu obat diawasi beberapa tahun melihat efek sampingnya dan kalau banyak yang terkena efek samping, maka obat ditarik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline