Lihat ke Halaman Asli

Posma Siahaan

TERVERIFIKASI

Science and art

Kenapa "Ikan Pedo" Ditandai Bendera Merah Buat Pasien Diabetes?

Diperbarui: 3 Juni 2022   15:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok.pri

"Bagaimana dengan ikan pedo, bu?" Tanya seorang Bapak penderita diabetes melitus berusia 60-an tahun yang ternyata menggemari kuliner ikan asin yang diolah dengan gurih dan pedas itu.

"Oh, itu bendera merah, Pak. Karena bahan makanannya diolah berkali-kali, sudah diawetkan lalu digoreng pula terus dikasih santan, jadi sangat berbahaya untuk tubuh," jawab Ahli Gizi di Rumah Sakit kami ,Myria Palembang.


Penyuluhan gizi merupakan bagian dari kegiatan di Klub Diabetes Melitus di rumah sakit kami yang diadakan setiap Sabtu pagi di lapangan parkir dari pukul 7 sampai selesai.

Selain kegiatan pemeriksaan tekanan darah, cek gula darah dan penyesuaian dosis obat serta senam jari yang pada sebagian besar pasien dapat mengurangi kesemutan di tangan dan kaki jika rutin tiap pagi dan atau sore dipraktikkan.


Setelah senam jari, dilanjutkan senam diabetes yang edisi lengkapnya bisa 14 menit yang dapat mengurangi berat badan dan melancarkan pembuluh darah lainnya.


Kembali ke penyuluhan makanan tadi, makanan penderita diabetes dapat dikategorikan 3 bendera, yaitu:

1. Bendera hijau, yaitu bahan makanan yang segar dan tidak perlu diolah, misalnya sayuran dan buah-buahan.
2. Bendera kuning untuk makanan yang diolah satu kali, misalnya nasi putih.
3. Bendera merah, kalau makanan itu diolah lebih 1 kali, misalnya ikan peda tadi dan nasi goreng.

Para peserta Klub Diabetes yang kebanyakan sudah berumur di atas 50 tahun ini kembali diingatkan tentang jenis bendera makanan. Sebab selama 2 tahun pandemi, sejak April 2020 sampai Mei 2022, klub ini tidak melakukan aktivitas tatap muka meski masih ada komunikasi di grup "WA" dan sebagian pasien juga kontrol di poliklinik. Ternyata memang banyak yang lupa tentang jenis-jenis makanan dan berderanya.

"Jadi tidak boleh makan yang enak-enak lagi, dong, Dok?" Keluh seorang iIbu 70-an tahun.

"Kalau cicip sedikit sekali seminggu boleh, Bu. Tetapi apa sanggup cuma makan satu gigit?" Tanya Saya lagi.

Ya, itulah kesulitan terbesar pasien diabetes, yaitu makanan, karena semakin lezat dan semakin rumit pengolahan makanan dengan segala bumbunya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline