"Dok, minta rujukan lagi ke rumah sakit "x", harus diperiksa lagi paru-paru kiri saya yang tersisa. "Kata Pasien pria, 30-an tahun dengan bekas operasi di dada kiri sehabis diangkat sebagian paru-paru kirinya.
"Batuk darahnya masih ada? "Tanya Saya.
"Sudah tidak pernah lagi, Dok. Setelah operasi, tetapi saya sesekali masih suka sesak. "Jawabnya.
Pasien ini kira-kira setahun lalu pernah kena COVID19 dan sembuh tetapi ada disertai batuk darah yang banyak, lebih 2 gelas sehari.
Sesudah covidnya sembuh, batuk darah tidak berhenti walau berkurang. Lalu setelah rawat jalan dan diberikan obat antituberkulosis, batuk darah sesekali kumat dan harus dirawat inap untuk ditambah darah, sebab hemoglobinnya pernah turun sekali sampai kurang dari 8%.
Akhirnya setelah beberapa kali perawatan dengan batuk darah yang masif dan disimpulkan ada lobang di paru-paru kiri bawah sebesar bola tenis sisa dari proses pengkejuan kuman TBC yang pecah, maka kami putuskan untuk merujuk si pasien ini ke Dokter Bedah Thoraks.
Oleh Dokter itu, dada kiri dibuka, paru-paru yang berlubang dan selalu berdarah kalau ada tekanan batuk berlebihan maka diputuskan dibuang, lalu sisa paru-paru yang sehat dijahit lagi.
Pasien ini perokok berat waktu remaja sampai saat mulai sesak dan batuk batuk, dia berhenti tetapi sudah terlambat, dia harus kehilangan satu lobus parunya.
Tuberkulosisnya mungkin tertular dari sesama perokok yang memang kondisi paru-parunya pertahanan kekebalan terhadap infeksinya kurang akibat zat zat racun dari rokok.
Jadi, bagi anda perokok berat yang sudah mulai batuk darah, saya tidak menganjurkan anda berhenti merokok lagi, saya hanya sarankan anda berdoa tidak perlu sampai operasi buka tulang iga untuk mengeluarkan paru-paru yang hancur.