Lihat ke Halaman Asli

Posma Siahaan

TERVERIFIKASI

Science and art

Memakai Masker, Jaga Jarak, dan Cuci Tangan Tetap Berlaku Walaupun Anda Sudah Divaksin Covid-19

Diperbarui: 21 Oktober 2020   00:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menunggu vaksin (dokumentasi pribadi)

Ada kabar gembira bahwa bulan November atau Desember 2020 ini vaksin covid 19 sudah mulai disuntikkan kepada masyarakat Indonesia sesuai skala prioritas, yang pertama kabarnya tenaga kesehatan, termasuk saya, tetapi apakah di rumah sakit dan puskesmas milik pemerintah dahulu kemudian swasta atau serempak, saya belum tahu.

Vaksin ini diyakini mampu meningkatkan antibodi tubuh seseorang terhadap virus covid-19 yang sesuai "strain" atau golongan genetiknya yang mudah-mudahan juga efektif dengan virus covid-19 "strain" lainnya yang mirip.

Namun ada juga beberapa laporan pasien covid-19 yang sudah sembuh dibuktikan dengan hasil pemeriksaan swab PCR (pulasan) hidung dan tenggorokan yang tadinya positif menjadi negatif, kembali menjadi positif sebulan kemudian. 

Ini dilaporkan oleh pasien saya yang positif covid-19 dan sembuh mengenai suaminya di Bogor. Di negara lain juga ada laporan beberapa infeksi ulangan, padahal logikanya kalau baru kena virus dan sembuh, biasanya tubuh si pasien ada kekebalan terhadap virus itu dalam waktu beberapa bulan atau malah bertahun-tahun.

Intinya, meskipun nanti sudah 50 juta, 100 juta atau malah 270 juta rakyat Indonesia sudah divaksin covid-19, tidak secara instant kita bebas merdeka seperti jaman prapademi, tetapi memakai masker, menjaga jarak dan rajin cuci tangan tetap harus dilakukan sampai setidaknya tahun 2021 akhir. Dan kalau ternyata vaksin inipun kurang efektif dan kasus tetap banyak dan mematikan, bukan tidak mungkin kita harus begini seumur hidup.

Mungkin kita harus mempertimbangkan misteri adanya orang tanpa gejala (OTG), apa yang terjadi sebenarnya dengan mereka, ada virus di saluran napas dan terdeteksi tetapi tidak sakit, apakah sebenarnya di tubuhnya ada semacam antibodi tersendiri? Mengapa mereka tertular dan mengapa mereka tetap menularkan?

Ini saya sebut misteri, karena bisa jadi kalau semua orang sudah divaksin maka seharusnya kita tidak akan sakit parah, tetapi ada orang tertentu yang tidak mampu membuat antibodi yang cukup tetap sakit, misalnya pasien lupus, diabetes, usia tua, kurang gizi, perokok dan peminum alkohol serta jangan lupa orang yang kurang istirahat. Kelompok ini masih mungkin mengalami sakit berat.

Akhir kata, walau ada vaksin, tetapkanlah budaya hati-hati terhadap infeksi melalui udara atau kontak, kalau bukan covid-19 masih mungkin tuberkulosis, infeksi jamur bahkan HIV yang hinggap kepada kita.

Waspadalah!

sumber: dokumentasi KOMPAL

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline