Lihat ke Halaman Asli

Posma Siahaan

TERVERIFIKASI

Science and art

Ketika Kartu Kreditku Dibobol di Amsterdam, Belanda

Diperbarui: 7 September 2020   22:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kartu apa saja, deh (dokumentasi pribadi)

"Pernah memakai kartu kredit, gak, baru-baru ini?" Tanya istriku via WA (whatsapp) tadi pagi.

"Sudah lama tidak pakai. Kenapa?"Tanyaku balik.

"Ada transaksi di kartu kredit yang mencurigakan, jadinya terblokir." Kata Nyonyaku lagi, kebetulan kartu kredit kami satu paket dan yang mengurusi pembayarannya dia, jadi kalau aku belanja macam-macam, pasti dia tahu.

Akhirnya istriku ke Bank B*A, tempat kartu kredit ini dibuat, karena kalau via telepon, mungkin pulsa akan banyak tersedot dan "olala"...Ternyata subuh-subuh tadi waktu WIB, mungkin di Eropa malam atau sore, ada ya memakai kartu kreditku di Amsterdam, Belanda dua kali, membayar taksi Ub*r, seharga 7 pounsterling dan 40 poundsterling.

Uang 47 Poundsterling itu kalau dirupiahkan dikisaran 916-920 ribu dan pengakuan si customer service  kartu kredit tersebut, uangnya katanya sudah terbayarkan dan kalau kami keberatan boleh mengajukan permohonan keberatan untuk meminta uangnya dikembalikan. Tapi untungnya kartu kredit saya tersebut otomatis diblokir, tetapi karena kesal, kartu kredit istri saya pun kami cabut juga karena takut ikutan dibobol.

Pertanyaannya, kami tidak pernah ke Belanda, memang pernah ke Prancis dan daerah Balkan tetapi itupun tidak pernah memakai kartu kredit. Saya praktis memakainya di Indonesia hanya untuk "deposit" kalau menginap di hotel saat seminar atau sesekali memakai belanja di pizza atau supermarket. Tetapi kenapa bisa data-data saya "nyelonong" ke negeri Belanda sana?

Terus yang tidak masuk akal, tagihan di taksi Belanda itu kenapa langsung dibayarkan tanpa konfirmasi dahulu dan mau meminta uangnya kembali kita harus memohon atau mengemis pula, padahal yang salah kan keamanan data kartu kredit dari Bank B*A itu.

Ya, melihat kondisi begini, apalagi masih pandemi, kami memutuskan setop dahulu memakai kartu kredit mengingat kerugian yang mungkin terjadi lebih besar dari discount, reward  ataupun kemudahan-kemudahan lainnya, apalagi kalau pagu kreditnya besar dan dipakai belanja "hacker" Belanda sana, kembali ke masa penjajahanlah saya.

Semoga pengalaman buruk ini menjadi pertimbangan teman-teman yang masih punya banyak kartu kredit, karena yang membobolnya nanti ternyata bukan "hacker" di Palembang, Medan atau Jakarta tetapi mungkin saja alien dari Planet Mars.

Sumber: dokumentasi KOMPAL

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline