Setahu saya, hanya pak Thamrin Dahlan yang pernah memproklamirkan diri menjadi Kompasianer yang selalu hadir di Kompasianival sejak 2011 selain diriku. Seolah mudik lebaran atau tahun baruan, kami berdua adalah Kompasianer yang menganggap Kompasianival itu agenda yang tidak boleh terlewatkan kecuali ada "force majeur".
Ada sih, mbak Yayat yang Kompasianer of the Year 2016 juga ada di 2011 dan 2019 tetapi apakah setiap tahun beliau hadir? Saya belum tanya dan belum tahu jawabannya, tolong tanyain, ya?
Terkadang rasa cinta dan kangen ke Kompasianival itu karena janjian bertemu dengan beberapa Kompasianer yang sangat akrab berinteraksi di tulisan kita, kalau dia nulis aku komen dan kalau aku nulis dianya komen serta 'vote" seperti Ronald Wan (bukan Kevin Wan).
Tetapi kecintaan ke Kompasianival juga karena tertarik dengan kisah hidup atau wejangan tokoh-tokoh yang berhasil dijadikan pembicara di acara ini yang dengan kesibukannya masing-masing tetap menganggap Kompasiana sebagai media sosial yang patut diperhitungkan.
Atau memang ada beberapa penulis di "K" yang mengkhususkan dirinya dengan kisah-kisah cinta dan berbagai konflik serta intrik di dalamnya yang dapat kita baca di cerpen karya Young Lady Maurin.
Apalagi kalau sudah bertemu, kita tidak pernah membedakan yang mana "newbie" maupun "old boy" atau geriatri, semua merasa setara dan kalau ada yang minderan atau 'baperan" ya salahnya dia belum dapat penjenamaan diri ("personal branding").
Akhir kata, kisah cintaku di Kompasianival 2019 ditutup ketika maju ke panggung mewakili Pringadi sebagai "Best Fiction". Memang bukan aku yang menang tetapi tidak tahu mengapa aku merasa bangga sekali malam itu.
Jujur lebih bangga dari tahun lalu yang aku justru menang di "best in spesific interest" karena 'award" ini adalah hanya perwakilan tetapi pada dasarnya semua Kompasianer sudah berjuang membuat Kompasiana tetap eksis dengan peningkatan bacaan 70% tahun lalu dan anggota barunya meningkat 30% kalau tidak salah.
Dan bagi saya pribadi yang tiga bulan terakhir malas menulis karena tidak konsentrasi dan sedang galau akibat "note book' saya tambah lambat, menemukan kembali semangat menulis alias jatuh cinta lagi pada dunia literasi dengan cara meminjam laptop istri yang baru dibeli beberapa bulan dan tentu saja belum banyak virusnya.
Mungkin tahun depan perlu ada piala untuk Kompasianivaler, yaitu orang-orang yang selalu hadir di Kompasianival, hadiahnya cukup pin kecil atau sehelai sertifikat, pasti itu sudah sangat membanggakan.
Setuju?