Kompasianival 2019 yang dilehat tanggal 23 November adalah ajang ke 9 yang saya hadiri sejak 2011, bertempat One Bellpark Mall di Jakarta Selatan yang atriumnya cukup luas dan nyaman untuk lesehan, rebahan sambil menikmati kegurihan "talk show" ala Kompasianival yang belum ngebosanin.
Kompasianer yang datang kepagian (dok.pri.)
Hadir sejak pukul 10.30 siang karena memang belum tahu jadwal acara dan yakin akan banyak juga Kompasianer kurang kerjaan di rumah yang bakalan hadir juga lebih awal, saya langsung registrasi ke meja pendaftaran dan malangnya "bar code" saya di gmail tergambar penyet atau gepeng, membuat mbak-mbak penjaganya kebingungan kok ada "bar code" ikutan diet mayo dan jadi langsing begitu. Daripada si mbaknya kebingungan, sayapun daftar ulang pakai email Yahoo.com dan untungnya baik-baik saja bentuknya dan langsung "cucok" ukurannya batangnya sama yang diharapkan si cantik .Kompasianer pemula di belakang (dok.pri.)
Lantas seperti biasa saya ketemu juga sama beberapa Kompasianer pemula dan dengan gaya kolonial, saya mengajari kaum milenial tersebut tentang apa itu Kompasianival yang baik dan benar. Mereka sih mengangguk-angguk setuju saja, padahal sepertinya beberapa sudah sangat piawai di media sosial dan bergabung di Kompasiana sebenarnya hanya sekedar "jajan" saja.
Setelah beberapa acara menarik yang akan saya bahas terpisah buat banyak-banyakin "postingan" maka sampailah kita pada acara terpenting yaitu penyampaian award untuk para Kompasianer yang telah dinominasikan oleh teman-temannya dan kebetulan dua Kompasianer Palembang (KOMPAL), yaitu Pringadi dan Arako menang di Fiksi dan Reportase.
dokumentasi pribadi
Arako yang masih centang hijau di Kompasiana tidak yakin menang karena saingannya centang biru semua dan Pringadi yang tahun lalu juga dinominasikan dan tidak menang memilih tidak datang karena takut kecewa lagi, mungkin.Untungnya mas Kevin Legion meminta saya mewakili beliau dan untuk Arako aku minta bu Guru Eta yang bermuka oriental yang mewakili karena tidak enak maju dua kali padahal ada teman lain yang sama-sama Kompal ada di "TKP".
Bu Guru Eta (dok.pri.)
Selamat juga buat mas Agung Han untuk "Kompasianer of The Year " karena semangatnya di KOMIK, Yonathan Christianto di "Spesific Interest" dan oma Leya Cattleya yang menang di "Best Opinion".Yang menantang sebenarnya ada 3 jenis "award" baru yaitu : "Best Viewer", "Best Active" dan "Best Headliner" yang penilaiannya sangat obyektif berdasarkan jumlah yang dapat semua orang menghitungnya. Mungkin tiga hadiah ini yang semakin memberi semangat menulis karena tema "cebong vs kampret" tidak jamannya lagi membuat hasrat menulis heboh di tahun 2020.
Demikianlah liputan pertama saya di Kompasianival 2019 yang pastinya menjanjikan tantangan baru membina komunitas dan me-"recharge" semangat menulis yang sempat menurun akibat kemarau panjang dan kabut asap yang melanda Palembang.
sumber: Dokumentasi Kompal
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI