"Daging bagian mana, Pak? Kalau Daging sapi yang paha atas dan bahu, biasanya tidak terlalu berbahaya dimakan, asal jumlahnya seukuran kotak korek api sepotong atau dua potong," tanya saya saat si pasien kakek umur 60-an tahun datang mengeluhkan benjolan di kaki kirinya di pangkal jempol yang memerah setelah memakan malbi dan sop sapi.
"Saya makan otak dan jeroannya juga, Dok. Kaki saya jadi 'senutan'. Asam uratnya tinggi, ya?" tanyanya balik.
"Iya, Pak. Otak, jeroan, kerang, ikan laut, udang itu kandungan asam uratnya tinggi. Padahal Bapak sudah ada kelainan tumpukan kristal asam urat di jempol kaki, kalau asam uratnya meningkat pastilah akan tambah nyeri," kata saya lagi.
Kadar asam urat normal untuk lelaki adalah 3,4-7 mg/dL sementara pada wanita 2,4-5,7 mg/dL. Namun jumlah asam urat yang lebih belum tentu menyebabkan nyeri berlebihan. Menurut pengalaman saya, kadar asam urat di atas 9 mg/dL yang sebagian besar pasien merasa nyeri. Kebetulan pasien ini kadarnya lebih 10 mg/dL.
"Saya tidak mau dioperasi, Dok. Biarlah bengkak di kaki kiri saya tetap ada, obati radangnya saja," katanya. Karena benjolan itu sudah ada lebih 5 tahun dan memerah serta membengkak hanya kalau "salah makan" saja dan sebenarnya si kakek sudah paham kalau tidak hati-hati makan maka akan nyeri sampai 'senut-senut'.
Langkah pertama diberikan obat antinyeri yang akut berupa obat golongan steroid atau obat anti inflamasi nonsteroid, setelah radang hilang baru diberikan obat penurun kadar asam urat sejenis all*purin*l atau obat yang mempercepat keluarnya asam urat di urin segolongan pr*benes*d.
Asam urat terbentuk dari metabolisme protein yang dipecah menjadi purin. Purin ini sebagian dibuang dalam bentuk asam urat dan sebagian dipakai lagi untuk membentuk protein DNA ataupun RNA.
Kelebihan asam urat terjadi bila pembentukannya terlalu banyak akibat makan yang banyak protein ataupun pengeluaran asam urat di urin berkurang atau enzim yang bertugas mendaur ulang turunan purin menjadi protein lagi terhambat.
Serangan nyeri akut sebenarnya dapat diantisipasi kalau si pasien sudah tahu bahan makanan apa saja yang "dipantang" atau kalau tidak tahan mengurangi makan daging karena banyak tersedia di meja makan, sebaiknya sudah menyiapkan obat-obatnya dan tidak perlu merepotkan anggota keluarga lain yang terpaksa menggotong-gotong ke emergensi (IGD) untuk disuntik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H