Lihat ke Halaman Asli

Posma Siahaan

TERVERIFIKASI

Science and art

Sejatinya Relawan Itu Seikhlas Punakawan

Diperbarui: 29 Juli 2019   19:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Punakawan (Dok. Pri.)

Punakawan, tadinya yang aku tahu hanya Semar dan anak -anaknya Gareng,  Petruk dan Bagong yang merupakan titisan dewa Batara Ismaya anak Hyang Tunggal si dewa pertama dan raja -raja hebat di mancapada. Belakangan sayapun kenal sosok Togog yang titisan Batara Antaga saudaranya Semar di kahyangan yang berbeda tugasnya di dunia,  melayani dan menasehati raja-raja yang penuh nafsu angkara murka. 

Tugas mereka di kerajaan bukanlah panglima perang atau pahlawan tetapi semacam inang pengasuh dan pelayan yang mengurusi pernak -pernik kegiatan junjungannya, mendukungnya dengan penuh tanggung jawab serta bila memungkinkan mengingatkan kalau ada salah langkah atau rencana jahat yang dapat merusak tatanan di dunia bawah atau memutus berkat Yang Maha Kuasa. 

Relain aja (Dok. Pri.)

Yang perlu digarisbawahi adalah mereka ikhlas-seikhlasnya menjalankan tugas tersebut karena sudah kodratnya harus ada di sisi paling dekat dengan rajanya namun jangan berharap mereka akan diberikan masing-masing satu istana yang megah atau permata berlian,  mereka tetap tinggal di bedeng atau gubuk di dalam kerajaan dan sang rajapun tak pernah terbersit pikirannya akan memperkaya para punakawan karena merekapun sepertinya yakin para pengabdi ini bahagianya pada kesempatan melayani atau mendukung dan bukan ingin gaji ala  "fresh graduate" universitas elite di Amerika atau Inggris. 

Relawan sejati harusnya bak punakawan yang walaupun dekat, selalu melayani dan mengayomi setiap langkah dan rencana sang junjungan tetap tidak sakit hati kalau yang dipertuan itu sepertinya tertutup matanya terhadap kesejahteraan atau kedudukan si abdi-abdi setia ini. Karena sudah kodratnya demikian dan kalau tiba -tiba berubah si punakawan menjadi bergaji setara direktur bank di kisaran 200 juta maka bukan tidak mungkin namanya menjadi purna-kawan dan bila dianalogikan relawan maka permintaan jabatan dan hadiah berlebihan ke pejabat yang didukung itu nama mereka berubah menjadi rekayasakerelaan. 

Semar dan Togog yang sebenarnya lebih sakti dan berkuasa dari junjungannya dan merekalah yang mengorbitkan atau berjuang mengangkat kejayaan sang Raja sanggup tetap sederhana dan merendahkan diri terus menerus karena tugas mulia mereka datangnya dari Hyang Tunggal menurut perwayangan. 

Para relawan atau yang merasa relawan tetapi sedang sakit hati tidak dapat bagian kursi,  kaus atau undangan acara -acara junjungan,  belajarlah filosofi hidup punakawan yang tetap mengosongkan diri walau paling berkeringat dan berdarah-darah saat melayani dan mendukung sang junjungan. 

Sumber: dokumentasi kompal




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline