Lihat ke Halaman Asli

Posma Siahaan

TERVERIFIKASI

Science and art

Obat Darah Tinggi Saya Selama Ramadan Ini, Dimakan Saat Buka atau Sahur, Dok?

Diperbarui: 7 Mei 2019   13:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemeriksaan tensi (dok. Pri.)

Pertanyaan di atas paling sering diungkap oleh pasien darah tinggi yang baru ketahuan tekanan darahnya naik dan mulai berpuasa pertama kali dengan tetap makan obat antihipertensi dengan rutin. 

Biasanya mereka sudah mencoba diet rendah garam,  rendah kolesterol dan olahraga yang teratur,  serta cukup istirahat dan mengontrol stres, namun tekanan darahnya tetap diatasi 140/90 dan memerlukan obat,  minimal pelancar kencing (diuretik)  segolongan hidroclorotiazide (hct). 

Permasalahannya sebagian besar obat hipertensi dimakan pagi,  dengan pertimbangan di pagi hari sampai sore harilah seorang pasien kebanyakan bekerja dan otomatis tekanan darahnya relatif naik. 

Sebagai gambaran,  orang bertekanan darah normalpun (120/80 mmHg, saat diperiksa duduk setelah istirahat 30 menit)  kalau habis berlari kencang dikejar anjung,  misalnya,  tekanan darahnya dapat saja menjadi 150/90 atau lebih tergantung usia,  gemuk atau tidak dan rasa takutnya sebesar apa. 

Yang membuat bingung,  pagi hari pukul 07.00 itu sudah saat berpuasa,  sementara kalau memakan obat pukul 3.30 pagi saat sayur apakah tidak kepagian? 

Menurut pengalaman klinis saya, pertama-tama sebaiknya si pasien mengganti obat hipertensi di bulan puasa menjadi yang 1 kali sehari,  maksudnya efek penurunan tekanan darahnya bekerja 24 jam.  

Kedua,  sebaiknya obat tersebut dimakan sesaat sesudah berbuka puasa dan bukan siasat sahur.  Alasannya,  kalau terjadi efek samping misalnya pusing atau lemas atau kencing banyak sekali,  maka si pasien dapat mengantisipasinya dengan minum air putih,  minum obat maag kalau mual dan obat pusing kalau pandangan berputar, tanpa harus membatalkan puasanya. 

Lagipula biasanya di bulan puasa ada sembahyang tarawih yang cukup banyak aktivitasnya,  memerlukan kestabilan tekanan darah,  dibandingkan pekerjaan di pagi hari yang mungkin volumenya justru berkurang karena kebijakan instansi tempat bekerja yang mempercepat pulang kerja. 

Tetapi untuk lebih pastinya,  kontrollah ke dokter pribadi anda untuk mengatur ulang jadwal makan obat,  jadwal dan menu makan yang disarankan atau sebaiknya dihindari, bahkan kalau anda dilarang berpuasa sama sekali karena penyakit darah tinggi anda sudah berkomplikasi kemana-mana,  anda harus siap menentukan sikap menurutinya atau tidak. 

Sumber: dokumentasi kompal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline