Lihat ke Halaman Asli

Posma Siahaan

TERVERIFIKASI

Science and art

Kenapa Saham Es krim Naik sementara Saham si Terik Turun di Musim Hujan?

Diperbarui: 26 Maret 2019   22:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Eskrim dan si terik (dokumentasi pribadi)

Seorang teman yang baru bergabung di jual beli saham dengan mengikuti kursus "trading", dengan lancarnya bercerita tentang suka duka ikut melantai bursa di dua bulan terakhir. Ada yang merugi, ada yang untung, tetapi kesalnya dia, saat untung, dia beli sahamnya sedikit, saat dia membeli banyak, malah merugi. 

Tetapi karena masih tahap belajar dan uang yang dipakainya untuk "main saham" adalah uang nganggur, tabungannya di bank selama ini yang perbulannya "hanya" memberi pemasukan 0,5% dari uang tabungan, sekitaran 100-200 ribu, maka dia tertarik ke saham yang kalau "hoki" dapat saja "profit taking" belasan sampai ratusan juta sehari.

Yang penting menurut sebut saja namanya Polan, dalam bermain saham harus diperhatikan beberapa tips berikut:

1. Uang yang dipakai sebaiknya benar-benar uang menganggur dan tetap ada dana cadangan untuk hal-hal yang tidak terduga. Misalnya gajinya 10 juta, sementara kebutuhan hidupnya sebulan hanya 4 juta, ada 6 juta uang nganggur, maka 2 juta buat cadangan, sementara 4 juta untuk ikut jual beli saham. Berhutang ataupun memakai dahulu semua uang gaji untuk jual beli saham sangat tidak dianjurkan.

2. Tentukan apakah mau beli saham untuk investasi jangka panjang atau hanya untuk ambil untung jangka pendek. Kalau investasi jangka panjang, misalnya di perusahaan yang mapan atau bank-bank plat merah, maka membeli sahamnya hari ini, mungkin dalam 2,5 atau 10 tahun harga saham itu akan terus naik dan keuntungannya jauh lebih baik daripada uang itu disimpan sebagai tabungan di bank yang sama. 

Tetapi kalau mau untung sesaat, maka rajin-rajinlah ikut analisis para "bandar" yang mana harus dibeli karena sedang "diskon" dan berpeluang besoknya harga naik tinggi. Untuk yang jangka pendek beginian, layar komputer harus dipelototi tiap detik, kalau perlu tidak berkedip dan begitu keuntungan dirasakan cukup, cepatlah jual.

3. Siapkan mental untuk siap "merugi" dan anggaplah sebagai "upeti", ataupun untuk "untung besar" tanpa harus mengalami "stress" berlebihan. Bila ikut "bandar" tertentu, biasanya diberikan program yang diunduh untuk membatasi persentasi kerugian yang dapat diterima, misalnya kita beli saham seharga 1000 dan buat batas kerugian 10%, maka begitu harga saham menyentuh harga 900, maka otomatis saham akan terjual dan mencegah kerugian lebih lanjut.

4. Buatlah target yang memicu semangat konsentrasi mengamati saham-saham yang ada, usahakan targetnya "mulia", misalnya membangun rumah ibadah di kampung halaman, wisata rohani atau ibadah suci kalau dapat untung yang banyak, membelikan orang tua rumah atau membantu panti asuhan di dekat rumah, supaya perjuangan di lantai bursa memiliki semangat sosial tinggi juga.

Sekilas tentang judul di atas, si teman, "Polan" menceritakan di musim hujan begini justru ada perusahaan es krim yang sedang naik daun karena mau ekspansi ke banyak kota, sementara perusahaan "si terik" yang bergerak di bidang ritel sedang terjun bebas sahamnya karena grup si perusahaan sedang ada masalah. 

Tetapi karena si "Polan" merasa dari kecil membeli baju baru di hari raya di toko "si terik", maka dia tetap membeli sahamnya untuk membantu berinvestasi dan berharap di pertengahan Mei saat tunjangan hari raya (THR) cair, toko ini akan diserbu pembeli dan harga sahamnya naik lagi.

Semoga!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline